Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Batik Saparinah: Identitas Kemandirian Perempuan

Batik Saparinah: Identitas Kemandirian Perempuan

Sembilan Burung Hong dan Anggrek Bulan

Kemarin sore, Kultural Indonesia diundang oleh Cemara 6 Galeri-Toety Herati Museum untuk pembukaan pameran Membatik Ketangguhan, Batik Saparinah yang dikuratori oleh William Kwan Hwie Liong. Kami bertanya-tanya, apa hubungannya Ibu Saparinah Sadli dengan batik?

Saparinah Sadli–sering dipanggil Bu Sap oleh kawan-kawannya– merupakan sosok inspiratif bagi para pejuang gerakan perempuan. Dalam Tragedi Mei 1998, Bu Sap adalah anggota Tim Gabungan Pencari Fakta untuk Divisi Korban dan menjadi motor gerakan untuk mendorong tanggung jawab negara. Bu Sap juga yang menjadi ketua pertama Komnas Perempuan. Di dalam kepemimpinannya itu Bu Sap meletakkan pondasi yang penting. Ia menolak menggunakan nama ‘perlindungan wanita’ melainkan ‘anti kekerasan terhadap perempuan’ sebagai nama komisi nasional yang dibentuk.

Konon, untuk merayakan hari ulang tahunnya yang ke-90 pada tahun 2017, beberapa pejuang kesetaraan gender, yakni Kamala Chandrakirana, Andi Yentriyani, Myra Diarsi dan Tati Krisnawati mencari ide baru yang dapat dinikmati banyak orang dan bisa punya nyawa yang panjang. Muncullah ide membuat desain batik. Bersama peneliti batik William Kwan Hwie Liong, mereka kemudian mempersembahkan kain batik dengan motif yang terinspirasi dari perjuangan Saparinah Sadli. Persembahan ini bukan sekedar sehelai kain batik yang didedikasikan untuk Ibu Sadli, melainkan sebuah desain yang melambangkan sosok yang berperan kunci dalam merawat asa dan gerakan, sumber inspirasi bagi begitu banyak aktivis perempuan.

Bagaimana merayakan seorang Ibu Sadli yang merupakan sumber inspirasi dan kekuatan bagi begitu banyak aktivis perempuan? Lahirlah ide untuk membuat desain batik yang mengemban jiwa dan peran dari seorang Saparinah Sadli.
Design motif batik ini diberi nama ‘Batik Saparinah’. Simbol-simbol sosok Saparinah Sadli kemudian diwujudkan ke dalam lembaran-lembaran kain oleh para pembatik-pembatik di Pekalongan dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Bukan kebetulan bahwa batik adalah pilihan yang pas sebagai medium perayaan sosok Saparinah Sadli sebagai perempuan pemimpin perjuangan. Sebagai produk, kain batik sangat lekat dengan kehidupan dan penghidupan perempuan.

Setelah melalui riset dan diskusi panjang, dipilihlah motif burung funiks, hong. Dalam mitologi Yunani, binatang mitologi ini bersifat abadi, jika ia mati akan menjadi abu dan dari abu itulah kemudian lahir burung funiks baru. Dalam tradisi di Asia, khususnya Cina, burung funiks dikenal juga dengan sebutan burung fenghua, satu dari empat binatang keramat selain naga, qilin dan kura-kura. Burung hong juga disebut sebagai simbol yang kerap digunakan para permaisuri melambangkan kelembutan, kebijaksanaan, kedamaian dan keabadian. Tetapi burung hong dalam Batik Saparinah berbeda dari penggambaran selama ini. Ia melambangkan perempuan yang tangguh, perkasa. Bunga anggrek bulan kemudian dipilih karena ibu Sap sangat senang anggrek bulan. Anggrek bulan juga adalah puspa bangsa Indonesia. Maka lahirlah Batik Saparinah bermotifkan sembilan burung hong yang dikelilingi anggrek bulan.

Lima kain batik pertama yang menyandang nama Batik Saparinah telah dihasilkan atas upaya besar dari William Kwan beserta sahabat-sahabatnya di kalangan pembatik. Desain yang ada dibuat berdasarkan nilai-nilai kehidupan dan keyakinan yang dimiliki oleh Ibu Sap dalam memperjuangkan anti kekerasan terhadap perempuan. Motif utama Batik Saparinah adalah sembilan burung hong yang sedang terbang di angkasa dalam aneka posisi berbeda diselingi dengan taburan bunga anggrek bulan dengan motif latar (tanahan) yang berbeda-beda dengan menggunakan isen-isen (motif isian) di bagian latar kain—latar gringsing, beras wutah, suketan, kawung dolar dan polos.

Pameran Membatik Ketangguhan, Batik Saparinah digelar di Cemara 6 Galeri-Toety Herati Museum, Jakarta, dari tanggal 23-25 Mei, 2023. Selama pameran juga akan ada pemutaran film dokumenter, Batik Our Love Story, workshop membatik dan sesi diskusi.

Sumber Foto: kulturalindonesia, repro buku Batik Saparinah

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.