Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants
Pameran Karya Seni dari Sampah Laut di Selat Tores, Australia
Isu pencemaran lingkungan menciptakan kegelisahan masyarakat setempat dan bisa menjadi ide akan karya seni. Hal ini yang dihasilkan oleh masyarakat Pulau Darnley di Selat Tores, yang berada diantara Papua Nugini dan Australia dan masuk dalam negara bagian Queensland, Australia.
Karya seni yang dihasilkan oleh Masyarakat Pulau Erub (dalam Bahasa setempat) yang membentuk kelompok Erub Arts ini dibawa oleh Kedutaan besar Australia untuk Indonesia bekerja sama dengan Museum Macan Jakarta. Lewat pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants, berlangsung di Museum Macan sepanjang 19 Mei – 4 Juni 2023.
Pameran ini menyajikan karya berupa bentuk – bentuk mahluk laut, mulai dari ikan, penyu, cumi, hingga ikan pari yang banyak berkeliaran di lautan sekitar Pulau Darnley. Bentuk mahluk laut ini dihasilkan dari sisa-sisa bahan penangkapan ikan, seperti dari limbah pukat ikan (jaring hantu/ghost nets) yang dirangkai oleh kelompok seniman Erub Arts.
Jaring hantu merupakan jaring buangan yang berasal dari pukat, perahu, dan praktik penangkapan ikan ilegal. Jaring-jaring ini hanyut selama bertahun-tahun, menjerat hewan laut dan mengancam ekosistem kehidupan bahari, ketahanan pangan, dan budaya masyarakat pesisir di penjuru dunia.
Jaring dan benang pancing yang menjadi sampah laut ini didayagunakan menjadi karya seni menarik, sekaligus menyentil kita untuk menjaga kelangsungan hidup mahluk laut sekaligus menjaga kelestarian laut.
Sebanyak 18 karya seni tenun tangan dari sampah jaring pukat ini ditata dengan digantung bersama di dalam ruang pameran edukasi Museum Macan dan seakan tengah melayang, berenang di dalam laut.
Sejarah Erub Arts berkarya ternyata sudah cukup lama. Di awal 1990-an, kelompok ini muncul sebagai EKKILAU (Erub Koskir Kimiar Ira Lug Aker Uteb — laki-laki dan perempuan Erub berkarya). Pada 2011, Erub Arts menjadi pusat kesenian pertama di Selat Tores. Pusat Seni ini berfokus pada pembelajaran komunitas, pengembangan keterampilan, dukungan karir dan peluang kewirausahaan dalam komunitas Erub.
Saat ini, praktik kreatif Erub Arts terus berkembang melalui pendekatan kolaboratif yang mengupayakan pertukaran lintas budaya dan program pendidikan untuk segala usia. Pada pameran ini, karya-karya dipamerkan dibuat antara tahun 2018 – 2022.
“Kawanan ikan, penyu laut, dan keluarga pari manta raksasa, yang menjadi koleksi karya seni ini menggabungkan budaya penduduk Selat Torres, seni kontemporer, dan advokasi lingkungan,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM yang hadir pada saat pembukaan pameran.
Nin Djani, Kurator Edukasi dan Program Publik Museum Macan menjelaskan bahwa dalam pameran ini juga diselenggarakan berbagai kegiatan. Mulai dari artist talk yang menampilkan 2 seniman lokal yang mewakili Erub Arts, diskusi panel dan workshop untuk pengunjung anak-anak.
Pengunjung diajak untuk membuat bentuk-betuk ikan pari kecil dari bahan-bahan sampah laut yang sengaja dibawa. Hasil karya pengunjung kemudian dipajang di dalam tembok ruang pameran. ”Termasuk di dalamnya karya-karya anak-anak 50 SD madrasah dan SMP dari Kembangan, Jakarta Barat yang sengaja kami undang untuk menyaksikan pameran ini,” katanya.
Setelah di Jakarta, pameran ini akan diselenggarakan di Pulau Bali.
Sumber foto: Flickr/ Dok. Kedutaan Besar Australia