Kapten Hanya Ingin ke Dili
Buku ini berisi 11 cerita pendek yang sebagian sudah pernah diterbitkan. Cerita-cerita dalam buku ini merupakan kumpulan narasi yang kaya akan pengalaman dan sudut pandang terhadap kehidupan. Kesebelas cerita yang diramu oleh penulis menonjolkan pergulatan manusia dengan kekuasaan, adat, maupun norma-norma sosial. Sebelum buku ini terbit, Felix K. Nesi telah menulis novel Orang-orang Oetimu yang berlatar tempat di Timor-Timur. Novel itu mengusung isu sosial tentang situasi militer, institusi agama, serta kehidupan pribadi tiap tokohnya. Selain itu juga memuat kritik penulis tentang kehidupan sosial masyarakat tersebut. Dalam buku kumpulan cerita ini maupun novel Orang-orang Oetimu penulis menunjukkan kepiawaiannya dalam menarasikan isu sosial menjadi sebuah kisah kehidupan yang menarik untuk dibaca. Sebelas narasi dalam buku ini juga secara tak langsung menunjukkan kepekaan penulis terhadap dinamika sosial yang ada di dalam masyarakat, khususnya masyarakat di wilayah Timor.
Kritik sosial dalam kisah-kisah buku ini menjadi salah satu pembeda maupun kekhasan dari penulisnya sendiri. Narasi yang dibentuk oleh penulis secara tak langsung juga menunjukkan kedalaman riset serta kepekaannya terhadap pengalaman-pengalaman saat bersinggungan maupun menjadi bagian dari isu sosial serta situasi masyarakat yang dikisahkan. Salah satu kritik yang menarik dalam buku ini ada pada cerita berjudul Gabriella dan Rumah-rumah. Melalui kisah ini penulis menggunakan kata rumah untuk merujuk pada benda maupun persona. Rumah adalah tempat yang idealnya membuat manusia nyaman tinggal di dalamnya dan tetap bisa membuatnya selaras dengan lingkungan di sekitarnya. Ironinya tak semua rumah memberikan hal tersebut. Melalui cerita itu penulis menyoroti tentang bagaimana masyarakat modern termasuk negara dalam mendirikan bangunan yang disebut rumah. Selain itu juga tentang cara pandang masyarakat terhadap hak privasi dan gender. Rumah dalam cerita ini menjadi lebih dari sekedar bangunan tempat tinggal manusia.
Isu sosial yang beragam dalam buku ini akan membuka mata pembaca tentang dunia yang sebenarnya. Ada kesan bahwa penulis mengesampingkan romantisme-romantisme yang tidak perlu. Kisah-kisah dalam buku ini langsung mengarah tajam pada apa yang sebenarnya dihadapi manusia sehari-hari serta mengapa hal itu terjadi. Penulis bercerita tentang relasi kuasa, cara kerja sebuah adat-istiadat, serta sifat-sifat manusia yang menentukan apa yang akan mereka alami dalam kehidupannya. Lewat cara itu pembaca akan mengalami berbagai perasaan saat membaca antologi ini. Ada rasa ngeri dan miris saat membaca Iblis Padang Sabana. Ada pula perasaan sedih saat membaca kisah Dan Ia Mulai Menangis. Selain itu, cerpen berjudul Ni Tuda Ni Kekuh dapat membuat kita marah. Sebab di dalamnya kita dapat melihat bahwa sosok yang biasanya dibuat terlihat tanpa cela justru dapat berbuat sesuatu yang tak seharusnya dilakukan.
Felix K. Nesi adalah penulis berdarah Timor. Ia lahir di Nesam, Timor Tengah Utara, NTT 35 tahun silam. Pada tahun 2018 ia memenangkan Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta melalui novel Orang-Orang Oetimu. Sebelumnya ia juga pernah menulis novel Usaha Membunuh Sepi (2016). Selama berkarya sebagai penulis Felix memperoleh penghargaan dan terlibat dalam kegiatan sastra baik di dalam maupun luar negeri, di antaranya Penghargaan Sastra Kategori Novel oleh Kemendikbudristek (2021), menjadi residen dalam program menulis di Universitas Leiden (2019) dan The International Writing Program oleh The University of Iowa (2022). Karya-karya Felix menjadi salah satu karya sastra yang berani menunjukkan kenyataan dalam hidup. Lebih daripada itu, keberanian itu ia tunjukkan dengan menyematkan kritik terhadap krisis-krisis kehidupan yang ia lihat dan alami.
Penulis: Felix K. Nesi
Penerbit: Marjin Kiri
Tahun terbit: 2023
Jumlah halaman: 113 halaman