Kemeriahan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh 2574 tahun 2023
Salah satu perayaan kebudayaan terbesar di dunia baru saja dilewati. Rangkaian perayaan Tahun Baru China dirayakan oleh seluruh warga keturunan Tionghoa di seluruh dunia, baik yang beragama Konghucu atau Budha maupun yang masih memegang tradisi keluarga walaupun telah menganut agama lain.
Tahun baru Imlek
Imlek yang bermakna kalender bulan dari bahasa Hokkian dimaknai sebagai tahun baru yang dulunya sebagai perayaan menyambut musim semi bagi para petani. Kemudian berkembang menjadi perayaan menyambut tahun baru, bersyukur sambil mendoakan para dewa dan leluhur sambil mengharapkan kemakmuran dan kesehatan di tahun yang baru.
Rangkaian perayaan Imlek dilakukan dengan membakar hio di meja persembahan sambil mempersembahkan berbagai makanan, buah dan arak serta kertas doa dan nama-nama leluhur. Lalu kertas-kertas tersebut dibakar, asap bakaran kertas dipercaya akan mengantar semua persembahan, doa dan harapan kepada dewa – dewi.
Pada Hari Raya Imlek masyarakat keturunan Tionghoa, biasa berkumpul dengan keluarga besar sambil membagikan angpao, sambil mengenakan baju berwarna merah dan menghiasi kertas hiasan merah, lampion dengan warna-warna terang. Warna merah melambangkan kemakmuran dan keberkahan.
Cap Go Meh
Setelah Hari Raya Imlek, dilanjutkan dengan Hari Raya Cap Go Meh yang artinya malam ke lima belas. Istilah Cap Go Meh hanya ada di Indonesia saja, sedangkan di luar negeri, biasa dinamakan Festival Lentera.
Di Indonesia, Beberapa kota besar yang banyak komunitas Keturunan Tionghoa-nya, Cap Go Meh dirayakan dengan meriah, biasanya dilakukan pawai kebudayaan dengan menghadirkan pawai umat dan pandita sambil membawa Joli, yaitu tandu untuk membawa patung dewa dewi untuk arak-arakan. Yang kemudian hari dipadukan dengan kesenian dan kebudayaan setempat, seperti barisan pramuka dan anak sekolah, barisan drumband, kesenian reog Ponorogo, Sisingaan Garut dan banyak lagi.
Perayaan Cap Go Meh biasanya diwarnai atraksi Barongsai dan Liong. Barongsai yang digambarkan dengan hewan singa dan Liong dengan naga menggambarkan keberuntungan dan keberanian dalam menghadapi tantangan di tahun yang baru.
Hal ini juga yang dilakukan di Klenteng Hok Lay Kiong, Klenteng Tertua di Kota Bekasi yang telah berusia 300 tahun. Pada Hari Minggu, 5 Februari 2023 dilakukan arak-arakan perayaan Cap Go Meh. Masyarakat tumpah ruah memadati jalanan untuk menyaksikan pawai tersebut setelah tak terlaksana bertahun-tahun akibat pandemi.
Pawai yang berlangsung dari pukul 14.00 – 17.00 menghadirkan kebudayaan dan kesenian dari berbagai elemen masyarakat. Mulai dari bagian Klenteng Hok Lay Kiong, masyarakat Keturunan Tionghoa Kota Bekasi, pelajar dan pramuka, tentara, hingga kesenian Barongsai dan Liong, Sisingaan dari Kota Garut, kesenian Reog Ponorogo hingga rombongan pembawa Joli.
Masyarakat memadati pinggir -pinggir jalan di Kota Bekasi sambil menyaksikan atraksi pawai kebudayaan, Banyak orang juga memberikan angpao kepada Barongsai maupun Liong yang beratraksi di jalanan, biasanya Barongsai dan Liong menghampiri toko atau rumah dan anggota masyarakat yang ingin menaruh angpao di mulut Barongsai dan Liong.
Perayaan yang dihadiri oleh Plt. Walikota Bekasi Dr. Tri Adhianto Tjahyono ini berlangsung meriah dan menggambarkan persatuan dan kebersaman dari berbagai elemen masyarakat di Kota Bekasi. Baik itu dari masyarakat Keturunan Tiong Hoa, maupun suku lain tanpa memandang perbedaan ras dan agama serta golongan masyarakat.
Sumber Foto: Ferry Irawan