Lugas Syllabus, Merangkai Sastra Berbentuk Rupa
Inspirasinya datang dari banyak hal, budaya pop dan cerita rakyat. Perpaduan antara ‘past, present and future’, sebuah kontradiksi dalam masyarakat modern. Lugas Syllabus, pelukis kontemporer berbakat, menyebut gayanya “Syllabusime”
K: Bisa ceritakan tentang latar belakang anda? Seberapa banyak pengalaman masa pertumbuhan anda mempengaruhi kreasi seni anda?
L : Saya dilahirkan di Bengkulu dan dibesarkan di sebuah kota ditengah-tengah bukit barisan yang bernama Pagar Alam, Sebuah kota yang sangat berpengaruh dalam karya seni saya dengan kekayaan alam, cerita serta budayanya hingga prilaku sosial masyarakatnya.
K: Kapan pertama kali tertarik dengan seni rupa, apa yang membuat anda ingin menjadi seniman? Pada saat itu apa yang anda lihat dalam kesenian, dan apa yang anda dapati sekarang ini?
L : Tentunya saya pertama kali menyukai seni rupa sejak sangat dini dan ini di dapati alami oleh orang tua saya, awalnya saya sangat tertarik dengan pembuat game dan komik, masa kecil saya dihabiskan di alam, seperti berburu ikan dan burung; bermain di air terjun dan bukit; dan semacamnya. Namun, ketika di rumah, saya berfantasi dengan bacaan-bacaan yang disajikan orang tua saya karena mereka sangat senang dengan membaca, ini tidak dibatasi hanya dengan buku pelajaran sekolah. Ayah saya membolehkan saya bermain game, beliau menyediakan kamus bahasa inggris disebelah saya ketika bermain game. Pernah suatu ketika saya menggambar semua karakter Mortal combat dan saya penuhi kamar saya dengan gambar-gambar tersebut lalu ayah saya mengundang teman-temannya untuk datang dan melihat, bagi saya itulah Pameran tunggal saya pertama .
K: Karya anda banyak berbicara tentang ironi kehidupan yang terlihat inspirasinya datang dari banyak hal, apa sebenarnya gaya anda? Pesan apa yang ingin anda sampaikan?
L : Banyak yang bertanya tentang gaya saya, saya menjawab “Syllabusime” saya tidak sedang ingin menyampaikan suatu gaya atau teknik yang terpenting ialah pesan dan kesan yang didapat dari karya saya. Sebuah pesan yang sering saya sebut ‘past present and future’ inilah inti dari karya saya saat ini yaitu sebuah cerminan dari masa lalu manusia sebagai sebuah pembelajaran, kondisi manusia saat ini dengan semua tantanganya sebagai persoalan yang harus kita hadapai bersama dan saya memasukan harapan di dalam karya saya sebagai pemberi efek positif bagi penikmat karya saya.
K: Bagaimana anda menentukan judul hasil karya anda? Bisa ceritakan tentang proses artistiknya, materi yang digunakan dan dimana anda mengerjakannya?
L : Karya saya dimulai dari ide lalu ke gagasan yang sering kali saya tulis dalam bentuk puisi, saya sering kali bilang lukisan saya adalah sastra berbentuk rupa. saya berkerja di dua studio dan juga berkerja sama dengan beberapa foundry untuk karya-karya objek 3 demensi.
K: Apa arti sukses untuk anda?
L : Sebagai seniman ialah ketika karya saya berhasil menyampaikan pesannya dan memberikan sumbangsih kepada publik bukan hanya dalam wujud fisik, namun pemahaman dan gagasan.
K: Pernah terpikirkan untuk membuat karya dengan genre atau tema yang berbeda?
L : Saya termasuk seniman yang terkonsep dan terstruktur beberapa konsep karya saya sudah saya rancang jauh-jauh sebelumnya dan saya sangat senang berekplorasi saya merasakan ini adalah efek dari makna dari doa ayah saya dalam nama yg ia berikan ‘Syllabus’ he he. Sebagai catatan saya sedang membuat sebuah karya yang saya mulai di tahun ini dan baru bisa disajikan 3 atau mungkin 5 tahun kedepan dan ini adalah sebuah proses alami dalam sebuah karya yang terkadang menuntut beberapa hal yang tidak masuk akal dalam proses kreatif pada umunya.
K: Apa rencana ke depan dan mimpi-mimpi anda? Di mana anda lihat diri anda 10 tahun ke depan? Di mana orang bisa melihat karya-karya anda?
L : Saya sedang fokus membangun studio kedua saya dimana saya menyebutnya studio laboratorium serta pengarsipan untuk proses kesenian saya. In syaa Allah Saya melihat 10 tahun kedepan adalah tahun-tahun saya bisa mengaplikasikan karya-karya saya secara lebih luas disegala bidang bukan hanya sektor komersil, namun disegala lini dimana orang bisa melihat di banyak museum, sekolah, serta ruang publik lainya. Saya ingin karya saya bisa dinikmati segala golongan. Saya akan berusaha sekuat tenaga dan semoga Tuhan mengabulkan.
K: Seperti apa perkembangan karya anda selama ini, dan apa yang membuat anda bersemangat sekarang ini? Apa ada rencana pameran di waktu dekat?
L : Secara garis besar karya saya berkembang secara gagasan maupun visual.
Kedepan saya sangat bersemangat membuat karya-karya yang monumental bukan hanya dalam persoalan teknis, namun juga gagasan dan proses terciptanya karya tersebut. Saat ini, saya sedang berpameran di Asia Cultural Center Guangzhou dan mengerjakan proyek pameran dibeberapa negara termasuk Indonesia tercinta sendiri.
K: Siapa idola anda? Dalam hidup anda sekarang ini apa yang paling anda banggakan? Apakah anda gemar membaca, jika ya buku apa yang sedang dibaca?
L : Saya sangat mengidolakan ayah saya dan yang paling saya banggakan ialah Ibu saya. Saya juga sangat menyukai karya-karya Fransisco de Goya termasuk kisah hidupnya yang menarik dan saya juga sangat menyukai lukisan bunga matahari Affandi dan Van Gogh, serta karya-karya Water Lilies Claude Monet. saya membaca beberapa sastra lama seperti karya Ernest Hemingway The old man and the sea dan saat ini saya sedang berproses membuat sebuah karya yang terinspirasi dari karya William Gollding ‘Lord of the Flies’ saya juga masih banyak membaca komik terutama komik tentang perjuangan kehidupan.