Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Madame Hibou, Kisah Orang Makassar Di Prancis

Madame Hibou, Kisah Orang Makassar Di Prancis

Ada beragam cara untuk mengenalkan suatu budaya kepada masyarakat yang memiliki kebudayaan dan cara pandang yang berbeda. Salah satunya melalui buku, baik itu melalui biografi atau autobiografi, maupun dalam bentuk fiksi seperti novel atau cerpen.

Ilustrator asal Prancis, Emmanuel Lemaire, memilih untuk menggunakan komik dalam menceritakan tetangganya, seorang perempuan paruh baya asal Indonesia yang dia panggil ‘Madame Hibou’ (dibaca: Madam Ibu dalam bahasa Indonesia).

Dalam seri kedua komik Madame Hibou, yang aslinya berjudul La France vue par Madame Hibou (Prancis dalam pandangan Ibu ‘Ibu’), Lemaire kembali mengisahkan petualangan Madame Hibou menyusuri kota-kota di Prancis.

Pengalaman dan interaksi Lemaire dan Madame Hibou disampaikan dalam sebuah diskusi daring yang digelar Institut Francais Indonesia (IFI) Jakarta. Komik pertama Madame Hibou berjudul Ma voisine est Indonesienne (Tetangga saya orang Indonesia).

Lemaire mengaku kagum dengan sosok Madame Hibou, yang begitu bersemangat belajar mengenai Prancis, sehingga terjadi pertukaran budaya diantara keduanya, dan tokoh-tokoh lain di dalam komik.

Madame Hibou digambarkan sebagai perempuan dengan potongan rambut bob berponi, berkacamata dan memakai mantel atau sweater berkerah berwarna merah. Terkadang Madame Hibou juga memakai syal jika sedang jalan-jalan di musim dingin.

Saya penasaran, mengapa Lemaire tertarik menggunakan sosok perempuan paruh baya berdagu lipat untuk menggambarkan petualangan seorang asing di belantara kota Paris, dan bukannya perempuan atau pria muda. Mungkin saya terlalu terpengaruh dengan film-film Hollywood atau Eropa.

Seorang penerjemah dari IFI menyampaikan pertanyaan saya dalam bahasa Prancis yang fasih.

“Tujuan saya memilih karakter Madame Hibou adalah untuk mendapatkan gambaran senyata mungkin tentang bagaimana dia melihat Prancis dari sudut pandangnya, dan memberikan kritik tanpa menghakimi. Tidak ada istilah Indonesia lebih baik dari Prancis, atau sebaliknya Prancis lebih baik dari Indonesia,” jelas Lemaire.

Emmanuel Lemaire

Berapakah sebetulnya usia Madame Hibou dan mengapa sosoknya begitu menarik di mata Lemaire?

Sambil sedikit tertawa, Lemaire menjawab bahwa menanyakan usia seseorang, apalagi orang asing, merupakan hal yang tabu di Prancis. Namun yang jelas Madame Hibou berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.

“Sepertinya akan sulit untuk mengetahui usia Madame Hibou secara pasti, dia berasal dari Makassar. Di kedua komik ada cerita yang memang fiktif, tetapi saat dibuat dan akan diterbitkan saya selalu meminta Madame Hibou untuk membaca draft-nya, dan saya tidak pernah merilis cerita tersebut jika tidak ada persetujuan dari dia,” ujar Lemaire.

Dalam komik terbaru, akan ada lebih banyak pandangan Madame Hibou mengenai Perancis. Seorang Indonesia yang tinggal di Perancis dan harus menyesuaikan segala sesuatunya dengan negara asal Napoleon tersebut, mulai dari makanan, budaya bahkan dengan orang-orang sekitarnya.

Salah satu yang pasti membuat pembaca (yang bisa berbahasa Prancis) tertawa adalah ketika Madame Hibou menceritakan soal ‘kerokan’, kebiasaan orang Indonesia saat masuk angin. Kerokan ini dipraktikkan kepada rekannya di Paris.

Menurut rencana, pada Januari hingga Maret tahun depan Emmanuel Lemaire akan mengadakan tur berkeliling Indonesia untuk bertemu langsung dengan masyarakat. Dia juga akan menyampaikan alasannya memilih Indonesia untuk bukunya tersebut.

Selama tiga bulan, Lemaire akan berkunjung ke Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, dan tentunya ke Makassar, tempat Madame Hibou berasal.

Sejauh ini, dua komik Madame Hibou masih diterbitkan dalam bahasa Prancis, dan bisa dibaca di perpustakaan IFI Jakarta. Semoga edisi dalam bahasa Indonesia dapat segera menyusul.

Foto-foto: Dok. IFI dan Facebook Emmanuel Lemaire – dessin

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.