Pameran Lukisan Koleksi DKJ
Pada tahun-tahun awal masa kolonial Belanda di Indonesia, Portugis, Inggris, serta Belanda turut membawa serta pelukis-pelukis yang bertugas membantu menggambarkan hasil penelitian atas tumbuhan, binatang, serta manusia. Dalam perjalanannya, proses ini melibatkan pula beberapa (asisten) pelukis dari penduduk lokal. Para pelukis pribumi ini dengan menggunakan teknik melukis Eropa yang mereka pelajari perlahan mulai melukis secara mandiri dengan mengembangkan gaya romantik yang sedang populer kala itu. Dalam konteks Indonesia (Hindia Belanda), bahasa visual yang dihasilkan dari karya-karya tersebut kemudian menjadi ciri khas yang menampakkan alam yang permai. Lukisan Koleksi DKJ dapat dinikmati kembali di Galeri Cipta II pada 20-30 November 2018, mengambil tema “Hikayat Alam Permai”.
Sebab lukisan pada dasarnya adalah polesan cat di atas kanvas, perlukah teori dalam melukis? Pertanyaan inilah yang diajukan dalam Pameran Lukisan Koleksi Dewan Kesenian Jakarta
Pameran ini menawarkan penglihatan gaya melukis yang dilakukan keempatnya sebagai keindonesiaan yang dicari-cari itu, yang tanpa teori, yang berpaling dari seni lukis Barat ataupun motif tradisi Nusantara. Pameran ini pun juga menyadari dan ingin menelisik, apakah tanpa teori ini penyebab masalah “mengerti” dan “tidak mengerti” lukisan yang menjadi kegagapan kita dalam mengapresiasi lukisan abstrak yang naluriah ini? Itukah pula yang membuat seolah perkembangan seni lukis kita dituduh mandek, tanpa perlawanan -isme -isme yang baru?