Pameran Tunggal Dedy Sufriadi, Tabula Rasa
Dedy Sufriadi, pelukis yang terkenal dengan gaya abstrak ekspresionis ini tengah melakukan pameran tunggalnya di Art Space Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta.
Kali ini pameran tunggalnya mengusung judul Tabula Rasa. Tabula Rasa adalah ungkapan dari sebuah perumpamaan seperti kertas kosong yang bersih. Seperti seorang bayi yang masih murni bersih dan belum terpengaruh paham apapun,“ ujar pelukis lulusan ISI Yogyakarta ini.
Hal ini diungkapkannya dari jenuhnya akan pola melukis yang secara akademisi harus mempunyai konsep dan sketsa sebelum melukis. “Setelah bertahun-tahun menerapkan pola yang saya pelajari secara akademik, kini saya mengubah pola itu dalam bekerja, saya bekerja tanpa konsep di kepala dan kemudian proses melukis itu akan terus mengalir,” ujar pelukis kelahiran Palembang 1976.
Akhirnya saya merasa nyaman dengan pola bekerja seperti itu, tanpa beban dan rasa takut dibatasi oleh konsep awal. Sulitnya sekarang adalah bagaimana memutuskan bahwa lukisan tersebut telah selesai atau belum. Saya bisa mengerjakan lukisan dari 3 hari sampai 1 bulan sampai bisa saya memutuskan sebuah lukisan telah selesai atau belum.“
“Namun saya akui bahwa saya tidak bisa 100% kosong atau nol karena telah banyak referensi di kepala, kata seniman yang meraih Master of Fine Arts dari ISI Yogyakarta pada 2013 ini.
Dalam pameran ini Dedy membawa 7 koleksinya dengan ukuran antara 1,5 x 1,5 meter hingga 1,5 x 2,5 meter. Hal ini disesuaikan dengan ukuran ruangan yang mempunyai atap cukup tinggi
Salah satu lukisan yang unik adalah karyanya di tahun 2021 yaitu Re-Reading yang menggunakan buku bekas sebagai media ekspresinya, buku–buku itu sengaja ia dapatkan dari toko buku dengan kesepakatan tidak untuk diperjual belikan lagi, tetapi memang untuk melengkapi karya lukisannya
Saat ditanya apa pesan dari lukisan-lukisannya, pria yang gemar membaca buku ini menjawab bahwa dalam menikmati karya seni, saat pengujung sudah merasa senang dan menikmati karya seninya, itu sudah cukup, tanpa perlu embel-embel pesan yang justru akan merumitkan rasa menikmati sebuah karya.
Hal tersebut juga didukung oleh Windi Salomo, Art Diretor dari Artotel Group. “Koleksi Mas Dedy besar-besar ukurannya, dan karya-karyanya mempunyai ciri khas dan unik. Hal ini cocok untuk pembukaan perdana artspace di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta, sesusai dengan kelas bintang hotelnya, karya dari seniman besar seperti Dedy Sufriadi cocok untuk dipamerkan di hotel ini.”
Soal artspace terbaru di hotel yang terletak dibilangan Semanggi, Jakarta ini, Windi menjelaskan bahwa ruangan in memang dikhususkan untuk pameran karya seni, sehingga para tamu yang lalu lalang antara loby dan ruangan lainnya dapat menikmati karya seni yang dipamerkan.
Djulkarnain, General Manager ARTOTEL Suites Mangkuluhur – Jakarta menambahkan bahwa artspace yang baru saja dibuka menjadi fasilitas tambahan para tamu yang menginap di hotel ini. “Para tamu akan dimanjakan tidak hanya lewat fasilitas yang ada, tetapi juga memanjakan rasa dan intuisi seninya lewat pameran di artspace ini. Kedepan tidak hanya karya seni lukisan tetapi juga jenis seni lainnya, seperti patung atau instalasi,“ ujarnya.
Pameran ini berlangsung dari 19 Mei – 31 Juli 2023.
Sumber Foto: Ferry Irawan