Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Pengantin-pengantin Loki Tua

Pengantin-pengantin Loki Tua

Membaca Kisah Hidup Si Juru Masak

Sosok Loki Tua telah lebih dulu muncul dalam novel Yusi berjudul Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi. Loki Tua menjadi tokoh yang menarik karena kepiawaiannya memasak dan secara khusus mengolah seekor babi menjadi makanan yang begitu lezat sampai membuat seorang penguasa asal Sifar, Hoyoso, dapat menghabiskan seekor babi panggang utuh seorang diri hingga ia menemui ajalnya akibat tersedak. Pengantin-pengantin Loki Tua mengambil kilas balik perjalanan hidup Loki Tua sebelum ia bertemu dengan Raden Mandasia dan Sungu Lembu dan setelahnya.

Loki Tua adalah seorang juru masak istana sebuah kerajaan yang kemudian diusir oleh Sang Raja karena suatu masalah. Setelah diusir dari istana, Loki Tua ikut berlayar sebuah kapal sebagai budak yang dijual kepada Kiram Pahala di Jolo-jolo. Setelah beberapa lama melakoni peran sebagai budak, ia dipercaya oleh seorang kepala dapur istana sebagai juru masak istana. Masakan-masakan Loki Tua tak pernah gagal. Di Jolo-jolo pula Loki Tua menikah dengan seorang perempuan bernama Hokulani. Namun, mereka harus berpisah karena Loki Tua diasingkan ke Zhongguo bersama Kiram Pahala. Tak jauh-jauh dari memasak, di sana Loki Tua bertemu dengan Shin Liong. Ia adalah ketua kelompok Sumpit Merah, berisikan orang-orang yang piawai memasak dan suka menantang para juru masak di berbagai restoran di Zhongguo. Bab Sumpit Merah dalam novel ini seru, mengingatkan pada suasana menonton kompetisi memasak antar chef di televisi.

Lagi-lagi, Loki Tua begitu lihai dalam memasak ia mengalahkan seorang anggota kelompok Sumpit Merah dalam sebuah tantangan. Ia akhirnya bergabung dalam Sumpit Merah dan berkelana bersama. Setelah beberapa waktu, Sumpit Merah harus berakhir dan Loki Tua bertemu dengan Sayid Al-Berber dari ujung barat. Pertemuannya dengan pemimpin kafilah itu memberikan banyak pengetahuan baru bagi Loki Tua. Salah satunya tentang buku resep masakan. Perjalanan Loki Tua berlanjut, karena ia ingin sekali kembali pada Hokulani yang telah lama ia tinggalkan. Selama perjalanannya setelah mengasingkan diri, ia beberapa kali beristri. Setelah beberapa lama mengenal Sayid Al-Berber ia dinikahkan dengan gadis dari sebuah desa bernama Zuba. Lalu, saat mengikuti perjalanan bersama Sayid Al-Barber ke Paseh, ia menikah dengan Galitia. Loki Tua akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan Sayid Al-Berber saat mereka berada di pesisir utara Pulau Padi. Loki Tua beralasan ia ingin menemui pandai besi untuk membuat pisau-pisau yang bisa lebih mendukungnya sebagai juru masak. Melalui pertemuan dengan pandai besi itulah ia menikah dengan seorang perempuan bernama Agnimurti. Meskipun Loki Tua beberapa kali beristri, tekadnya untuk kembali kepada Hokulani tak pernah hilang, karena Hokulani adalah cinta pertamanya. Dengan demikian, ia tetap melanjutkan perjalanan kembali ke Jolo-jolo, tempat di mana Hokulani seharusnya masih menunggu kepulangan Loki Tua.

Novel ini menjawab rasa penasaran akan siapa sebenarnya Loki Tua dan bagaimana kisah hidupnya sebelum ia bergabung dengan Raden Mandasia dan Sungu Lembu. Seperti halnya pada Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi, novel ini memberikan gambaran tentang ruang dan waktu yang unik bagaikan membaca dongeng. Nama-nama latar tempat serta penggambaran suasana di dalamnya dapat membuat imajinasi melayang-layang. Misal Zhongguo tempat Loki Tua bertemu Sumpit Merah menyerupai wilayah Tiongkok. Lalu, ada Pulau Swarna dan Pulau Padi, di mana terdapat selat di antaranya yang dihuni sebuah gunung api dapat dikenali sebagai Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Sedangkan lokasi ia bertemu dengan Sayid Al-Berber adalah suatu tempat di wilayah Timur Tengah. Penulis juga tidak menyebutkan secara pasti usia Loki Tua dia tiap kisah perjalanannya. Garis waktu yang dibuat penulis untuk meceritakan Loki Tua memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan.

Lapar. Ya tentu saja. Selain latar tempat dan waktu yang membuat imajinasi berkembang saat membaca perjalanan hidup Loki Tua, halaman-halaman dalam novel ini sukses membuat lapar. Perjalanan Loki Tua sebagai juru masak memang tak jauh-jauh dari makanan, rempah, dan cara memasak yang dituliskan dengan begitu rinci dalam novel ini. Detail itu adalah salah satu bagian yang menarik dalam novel ini. Ia mampu merangsang berbagai indera hanya dengan membaca. Beberapa bahan makanan yang disebutkan tak pernah terbayangkan untuk bisa menjadi makanan. Loki Tua hidup di berbagai tempat dan bertemu dengan cukup banyak tokoh. Di situ pula banyak masakan yang ia buat. Rasanya ia tak pernah kehabisan ide untuk memasak. Seekor trewelu pun dapat ia olah menjadi makanan yang mengenyangkan dan tentu saja lezat.

Kegiatan memasak dalam novel ini tidak hanya digambarkan sebagai cara untuk mengolah bahan makana menjadi lezat untuk disantap sehingga perut kenyang, tapi juga sebagai simbol perlawanan untuk memperoleh kebebasan dan bertahan hidup. Hal itu terjadi saat Loki Tua dalam perjalanan di kapal sebagai budak maupun saat ia berhadapan dengan Sumpit Merah untuk pertama kalinya. Bagi Loki Tua, yang hidup seorang diri, memasak adalah senjata untuk mengenyangkan perut lawannya.

Pengantin-pengantin Loki Tua memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan dengan memanjakan beberapa indera. Di dalamnya juga ada pertarungan, kisah jatuh dan bangun, serta perjalanan yang membawa rasa ingin terus membaca tanpa jeda. Meskipun demikian Pengantin-pengantin Loki Tua cukup sama dengan Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Kedua novel itu sama-sama terasa maskulin. Tokoh-tokoh besar di sini adalah laki-laki. Sudut pandang dalam cerita juga menggunakan sudut pandang laki-laki. Hal itu dapat ditunjukkan dengan penyebutan ‘cantik udang’, ‘cantik kuda’ untuk menggambarkan beberapa perempuan yang ditemui Loki Tua.

Kisah fiksi lain yang ditulis oleh Yusi adalah Rumah Kopi Singa Tertawa (2011), Grave Sin No.14 and Other Stories (2015), dan Muslihat Musang Emas (2017). Kisah Raden Mandasia memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa untuk kategori prosa pada tahun 2016. Yusi menjadi anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta untuk periode 2015-2018.

PENGANTIN-PENGANTIN LOKI TUA
Penulis: Yusi Avianto Pareanom
Penerbit: Penerbit baNANA
Tahun terbit: 2023
Jumlah halaman: 348 halaman

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.