Selamat Ulang Tahun Pramoedya Ananta Toer
Tepat pada 6 Februari 2020, Indonesia, masyarakat Asia bahkan Dunia ikut menghormati 95 tahun hari kelahiran Pramoedya Ananta Toer.
A Teeuw dalam Pramoedya Menggugat: Melacak Jejak Indonesia mengatakan bahwa Pramoedya adalah penulis yang muncul hanya sekali dalam satu generasi, atau malah dalam satu abad. Pram membuktikan melalui karya-karya yang dihasilkan selama 81 tahun hidupnya. Menjadi calon penerima Hadiah Nobel mulai tahun 1980-an dan pada tahun 1986 hampir menerima hadiah bergengsi itu.
Pengabdiannya sebagai penulis, sebagai pelaku sejarah dan sebagai manusia mampu menorehkan tinta kepingan besar sejarah bangsa Indonesia.
Di dalam bukunya Pramoedya Menggugat: Melacak Jejak Indonesia, Koh Young Hun –salah seorang sahabatnya– memberikan tanggapan terhadap novel-novel masterpiece Pramoedya seperti tetralogi Bumi Manusia, Arus Balik, Arok Dedes, dan Gadis Pantai.
Menurut Young Hun, lewat novelnya, Pram mengembara dari dunia kekecewaan ke dunia hasrat. Baginya, dunia kekecewaan adalah dunia kenyataan yang menjadi hambatan, sedangkan dunia hasrat adalah dunia impian yang memberi harapan dan semangat.
Kedua dunia bertentangan ini membuatnya merasa sengsara, sekaligus memberinya semangat untuk melawan kesengsaraan itu. Dunia rekaannya adalah satu mimpi yang dijelmakan untuk memenuhi hasratnya yaitu perwujudan semangat kemanusiaan.
Pada Februari 2006, dua bulan sebelum meninggal dunia, Pram berkata kepada Koh Young Hun, “Sudah saya menulis apa yang ingin saya tulis. Sudah saya punya apa yang ingin saya punya.” Menurut Koh Young Hun ungkapan sederhana ini menunjukan falsafah dan sikap yang dipegangnya. Dia tidak tamak akan harta dan sastra.
Pada 30 April 2006, Pram meninggal dunia di rumahnya, Jalan Multi Karya II, Utan Kayu, Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak.