Yogya Annual Art 2023
INFIN#8
Bermula dari lambang bilangan 8 yang menandai langkah atau fase Yogya Annual Art (YAA) 2023. Bentuk angka ini menghubungkan pikir secara asosiatif kepada penanda ketakberhinggaan (∞), the infinite. Infinitas. Dari relasi ini kemudian terbentuk semacam neologisme plesetan, sepotong kata jadian yang tak tercantum dalam kamus, infineight. Bentukan ini, lebih lanjut, terhibridakan sebagai INFIN#8.
Para seniman, sebagai produsen tanda dan makna, bergumul dengan gagasan infinitas ini hingga mencapai kreativitas artistik yang tak-berhingga. Sebab, entah melalui sastra (puisi dan prosa fiksi), musik, maupun seni visual, mereka sanggup menerobos dengan kepekaan dan posisi yang beragam. Medan sains, bagi sebagian seniman, menjadi sumber metaforik untuk menerobos kulit gejala dan menghampiri infinitas. Sebagian lagi menghampiri ranah sosial, problem-problem manusia dan kemanusiaan yang tiada berkesudahan. Repetisi pun menjadi pilihan sarana puitik, selain rangkaian disjungsi yang tak berkesudahan, dislokasi (perpindahan, kepergian, dan kepulangan).
“Gagasan ketakberhinggaan […] dapat dipahami melalui seni yang membuat ketakberhinggaan maujud (The idea of infinity […] can be apprehended through art which makes infinity tangible,” ujar Andrei Tarkovsky, seorang filmmaker dan sutradara paling berpengaruh dalam sejarah sinema. Begitulah. Infinitas, tiada lain, adalah seni itu sendiri. Ialah pengalaman “beyond” dalam menjelajah dunia-dunia yang mungkin, sekaligus kesaksian bahwa daya manah dan imajinasi manusia mampu menerabas batas-batas, pembatasan, dan keterbatasan.