Konser PM Toh 2025 : Apresiasi Perjalanan Karir Agus Nur Amal, Seniman Bertutur Indonesia
Ayo Dongeng Indonesia mengapresiasi perjalanan karir seniman bertutur Indonesia
Agus Nur Amal dengan menyelenggarakan Konser PM Toh, sebuah pertunjukkan
dongeng interaktif untuk anak dan keluarga. Acara ini bertempat di Ganara Art
Space, Plaza Indonesia pada tanggal 30-31 Agustus 2025.
Kegiatan ini terbagi dalam 3 acara. Diawali dengan “Konser Jalan Dongeng” yang
merupakan kisah-kisah dongeng yang pernah dimainkan oleh Agus Nuramal (PM
Toh) selama 35 dan telah berkeliling Nusantara hingga mancanegara, membawa
kisah untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Dalam konser ini, PM Toh menampilkan 7 babak pertunjukan yang terbagi dalam
dua sesi (3 babak di awal, 4 babak di akhir) dengan selingan penampilan tamu
pendongeng lainnya. Acara berlangsung pada 30 Agustus 2025, mulai dari pukul
14.00-16.30 WIB.
Pada tanggal 31 Agustus 2025 diadakan Masterclass Workshop PM Toh, sebuah
kelas workshop dongeng yang dalam kesempatan ini para peserta mendapatkan
ilmu mendongeng secara langsung dari maestro dongeng Indonesia. Agus mengajak
peserta untuk berimajinasi dan membangun cerita dengan metode teater imajinatif
khas PM Toh.
 Kegiatan workshop ini kemudian dilanjutkan dengan acara ketiga, penampilan hasil
Kegiatan workshop ini kemudian dilanjutkan dengan acara ketiga, penampilan hasil
karya peserta workshop di Panggung TV Eng Ong. Di Acara Panggung TV Eng Ong
merupakan kegiatan praktek dari peserta workshop masterclass dongeng dan
diapresiasi oleh penonton yang hadir.
Agus Nur Amal, seniman penutur atau pedongeng asal Aceh yang telah dikenal baik
di dalam maupun luar negeri. Dengan nama panggung PM Toh, diambil dari nama
gurunya yang juga pendongeng tersohor asal Aceh, Tengku Adnan, yang dikenal
dengan julukan PM Toh,yang kerap menirukan suara klakson bus PM TOH,
Perusahaan Motor Transport Ondernemer Hasan asal Aceh yang berdiri tahun 1957.
Dengan ciri khasnya, PM Toh mendongeng secara sederhana menggunakan
barang-barang yang ada di rumah. Misalnya, panci bisa dijadikan genderang untuk
menciptakan suasana tegang, selimut bisa berubah menjadi sayap naga, atau
sendok kayu menjadi tongkat sakti. Barang-barang sehari-hari itu tidak hanya
membantu menghidupkan cerita, tetapi juga membuat anak lebih mudah
membayangkan alur dongeng karena ada visual dan bunyi yang mendukung.
“Spontanitas salah satu ciri saya dalam bercerita, kemudian juga berinteraksi sama
penonton. Yang ketiga adalah imajinasi. Dengan menyampaikan dongeng, penikmat
dongeng akan diperkaya imajinasinya. Cara ini (dongeng) melatih kreativitas anak
sekaligus memperlihatkan bahwa mendongeng tidak memerlukan perlengkapan
khusus, cukup imajinasi dan benda-benda sederhana yang ada di sekitar,“ kata Agus
menjelaskan.
“Zaman sekarang kan semua hiburan itu melalui media sosial ya. Dengan menonton
dongeng secara langsung, mereka mendapatkan pengalaman berinteraksi secara
langsung. Pengalaman ini yang jarang sebetulnya dan boleh dibilang mahal ya.
Hiburan lewat HP sifatnya artificial, sementara perkembangan pemikiran,
perkembangan kebudayaan, interaksi sama manusia itu kan dibutuhkan secara
langsung. Inilah pentingnya peran pendongeng saat ini,“ tambahnya.
 Pendongeng lulusan IKJ ini pernah berkeliling di kamp pengungsi pasca Tsunami
Pendongeng lulusan IKJ ini pernah berkeliling di kamp pengungsi pasca Tsunami
Aceh untuk menghibur dengan panggung rakitannya, TV Eng Ong. Kini dengan 35
tahun perjalanan karirnya, ia merasa pertunjukkan dongeng semakin ditinggalkan
masyarakat. “Dengan usia saya sekarang saat ini, panggilan dongeng juga sudah
mulai menyepi. Nampaknya orang pun jarang menyelenggarakan acara-acara untuk
dongeng. Hal ini menyulitkan pendongeng itu sendiri.“
“Namun media sosial juga cukup membantu untuk memperbanyak lahirnya para
pendongeng. Kami para pendongeng di seluruh Indonesia tetap berusaha membuat
acara dongeng dis ana-sini agar dunia dongeng semakin meriah. Kami tetap optimis
lah, menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman,“ ujarnya.
Konser PM Toh 2025 terlaksana atas dukungan Komunitas Ayo Dongeng Indonesia
dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Dana Indonesia, LPDP,
Ganara Art, Parentsquad, Loadingsquad.id, Jadijago, dan Maximum.id.
Konser PM Toh 2025 juga terlaksana atas dukungan mitra media Tribun News,
GNFI, The Asian Parents, Hai Bunda, Tirto id, dan kulturalindonesia.id. Serta
dukungan mitra komunitas Catara, Dongeng Kota Hujan, Reka Bogor, dan Klub
Dongeng.

 
					
                





