Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Krakatau Band

Krakatau Band

Krakatau sebagai band, pada awalnya adalah Messopotamia, di seputaran 1984.Terdiri dari Prasadja Budi Dharma (lebih dikenal sebagai Pra Budi Dharma/Pra B.Dharma), yang belum lama kembali ke tanah air, setelah mengenyam studi di Amerika Serikat. Ia kembali sekitar Maret 1983, setelah bermukim di Oklahoma setahun dan berikutnya di Seattle 8 tahun.
Lalu Dwiki Dharmawan, kibordis muda berbakat dari Bandung, sebelumnya dikenal lewat komunitas musik Elfa Secioria. Salah satu bibit muda berbakat, yang masih bersekolah di SMA.

Ada juga Donny Suhendra, pemuda yang menjadi gitaris lumayan menonjol saat itu. Donny telah dikenal luas oleh pencinta musik se-Bandung, antara lain lewat keterlibatannya sebelumnya dalam beberapa grup terpandang rock dan jazz-rock di kotakembang itu. Sebut saja grup rock, We. Lalu G’Brill, d’Marszyo, komunitas DKSB Harry Roesli, selain dengan BOM (Batalyon of Musicians).

Dan ketiganya di atas bertemu drummer muda yang datang dari Cimahi, dikenal lewat grup rocknya, JAM. Budhy Haryono, namanya. Maka Messopotamia pun berganti menjadi Krakatau, pas di sekitar Maret 1985.
Nama Messopotamia, diambil begitu saja. Dianggap unik dan menarik sebagai nama band. Sementara mereka sepakat mengganti nama jadi Krakatau, saat melihat foto gunung Krakatau,di sebuah buku pariwisata, di kediaman Pra. Pertimbangannya hanyalah, kayaknya nama Krakatau lebih gagah!

Kwartet ini lalu mengikuti kontes band paling bergengsi di era itu, sering disebut sebagai kawah candradimukanya musisi-musisi berkelas se Indonesia, Light Music Contest tahun 1985. Dan mereka menjadi jawara nomer wahid untuk grup, selain mendominasi peraihan Best-Instrumentalist.
Bak letusan mahsyur Gunung Krakatau di 1983, Krakatau sebagai band, seperti meletus pula di ajang Light Music Contest itu. Mencengangkan penonton dan tentu saja membuat para dewan juru terkesima! Penampilan keempat pemuda asal Bandung itu,langsung mengingatkan orang atas penampilan fusion band ternama asal Jepang, Casiopea. Kwartet dahsyat negeri matahari terbit itu, setahun sebelumnya mengguncang Jakarta.

Mereka begitu kampiun saat itu, walau nyatanya tidak seperti Casiopea, musik yang mereka sajikan. Mereka membawakan ‘Pork Chop’-nya Uzeb dan ‘Sara’s Touch’-nya Mike Menieri, jazz-rock yang relatif kencang.
Saking mencengangkannya penampilan mereka, maka pihak penyelenggara LMC, Yamaha, lantas mengirim mereka ke Jepang. Sebagai bintang tamu khusus, pada ajang serupa tingkat Jepang. Ternyata, saat itu, penampilan mereka dianggap dahsyat, lalu merekapun ikut dinilai. Tak dinyana, Dwiki Dharmawan dipilih sebagai best-keyboardist! Awalnya diundang untuk bereksibisi, malah ikut diberikan penilaian. Acara LMC Jepang itu digelar di Nakano Sun Plaza, Tokyo.

Pada tahun 1986 Krakatau mendapat tawaran rekaman untuk yang pertama kali, tawaran itu datang dari perusahaan rekaman musik Billboard. Namun Krakatau masih memiliki sejumlah kendala, pertama Krakatau belum memiliki lagu sendiri, Ke dua Ruth Sahanaya belum mengiyakan tawaran menjadi vokalis Krakatau. Di kemudian hari, Ruth Sahanaya memilih untuk menjadi penyanyi solo dan menjalin kerja sama dengan Aquarius Musikindo. Beberapa waktu setelah itu Dwiki mencoba menawarkan kembali kepada Trie Utami untuk mengisi kekosongan vokalis di tubuh Krakatau , ternyata Trie yang juga teman kecil dari Dwiki saat belajar musik di Bina Musika, Bandung itu menerima tawaran tersebut. Padahal Trie tidak pernah bercita-cita menjadi penyanyi sebelumnya.

Pada titik awal ini Krakatau akhirnya menyerah pada selera pasar, Budhy Haryono pemain drum Karakatau saat itu memilih untuk keluar, karena Budhy memang tidak pernah berniat membentuk grup musik yang terlalu menuruti pasar. Awalnya Karakatau memang lebih banyak memainkan jazz fusion instrumental seperti Uzeb dan The Yellow Jacket. Untuk persiapan rekaman akhirnya posisi Budhy digantikan oleh Gilang Ramadhan dan penambahan pemain keyboard yang diisi oleh Indra Lesmana. Pada formasi ini akhirnya lahirlah hits single “Gemilang” pada tahun 1986. Album pertama Krakatau ini menjadi kental dengan nuansa musik pop. Tak ada nuansa jazz eksperimental seperti yang mereka impikan sejak pertama dulu.

Pada tahun 2013, Krakatau mengumumkan konser mereka yang berjudul Krakatau Kembali Satu dengan formasi Gilang Ramadhan (Drum), Donny Suhendra (Gitar), Trie Utami (Vocal), Indra Lesmana (Keyboard), Dwiki Dharmawan (Keyboard). Pada tahun 2014, mereka tampil di Java Jazz Festival di bawah nama Krakatau Reunion dengan penonton yang sangat banyak.

Diskografi

1986 – Krakatau (First Album)
1987 – Krakatau (Second Album)
1989 – Kau Datang (single)
1990 – Kembali Satu
1992 – Let There Be Life
1994 – Mystical Mist
2000 – Magical Match
2005 – Rhythm of Reformation
2006 – 2 Worlds

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.