Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

25 Tahun EKI Dance Company, Beradaptasi dan Terus Menari

25 Tahun EKI Dance Company, Beradaptasi dan Terus Menari

Bersiasat Menghadapi Tantangan

Dua tahun sudah pandemi Covid-19 mengganggu semua lini kehidupan, termasuk di dunia seni. Pementasan yang mengundang penonton dihentikan, gedung pertunjukan serta tempat pentas lain mendadak sepi.

Namun, seni tidak boleh mati.

Adaptasi, itulah yang dilakukan di berbagai bidang agar tetap hidup.

Termasuk seni yang beradaptasi dengan menjelajah ruang virtual di dunia internet. Rusdy Rukmarata (59) koreografer dan Direktur Artistik Eksotika Karmawibhangga Indonesia-EKI Dance Company, bersama company-nya melakukan hal itu sejak pertengahan tahun 2020.

Mengulas tentang upaya dan kemampuan komunitas seni untuk beradaptasi ini, Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta sempat mengundang Rusdy menjadi dosen tamu memberikan materi Surfing along the way of time atau bagaimana terus-menerus membuat adaptasi menyiasati berbagai tantangan yang ada, termasuk saat pandemi.

“Kolaborasi, bisa jadi kunci yang dibutuhkan seni untuk dapat beradaptasi dalam situasi seperti apa pun,” kata Rusdy perihal bagaimana menyikapi berbagai situasi, terutama pandemi.

Sekitar 25 tahun lalu, sebelum EKI Dance Company terbentuk, setiap kali menggelar produksi pertunjukan, Rusdy dan penari lain dipusingkan oleh urusan jadwal, karena penari yang tergabung dalam produksinya juga sedang terlibat di produksi lain.

Proses latihan jadi tidak maksimal dan tidak jarang harus batal karena penari yang tergabung dalam produksi tidak banyak jumlahnya.

Untuk mengatasi hal ini, Rusdy putar otak, tenaga dan dana, untuk kemudian merekrut sejumlah remaja yang bisa jadi tidak memiliki bakat seni yang baik. Sepanjang mereka mau dilatih dan kerja keras untuk jadi penari, sudah membuat Rusdy berpengharapan.

“Saya mengajak sejumlah teman dan rekan senior untuk mau jadi guru mereka, bukan saja kelas teknik

menari juga sastra, etika, bahkan filsafat,” Rusdy mengenang langkahnya ketika mendirikan EKI Dance Company.

Remaja yang belum memiliki kemampuan menari, perlu waktu untuk berlatih dan berproses. Dan menjadikan mereka penari profesional adalah pekerjaan yang lain lagi.

Beberapa di antara remaja yang direkrutnya sempat terlibat urusan yang tidak ringan, seperti tumbuh di dalam keluarga yang berantakan, pemakai narkoba, hingga keterikatan pada seks.

“EKI, menjadi dance company juga bengkel, buat remaja yang ingin memperbaiki hidupnya melalui seni. Dengan kerja keras dan kolaborasi dengan banyak pihak, kami bisa terus ada hingga 25 tahun,” ujar Rusdy.

Rusdy Rukmarata pendiri EKI Dance Company

Rusdy Rukmarata belajar tari tradisional bersama I Made Suteja, Katijo, dan Mohammad Supriyatin. Untuk balet, ia belajar dari Linda Karim, Sunny Pranata, Farida Feisol, Margie Kalhorn, dan Rudy Wowor. Dari British Council, Rusdy mendapat beasiswa untuk melanjutkan studinya di London Contemporary Dance School, Inggris. Di sana ia menimba ilmu dari maestro tari Jane Dudley, Ronald Emblen, dan Nina Fonaroff.

Tahun 1994, Rusdy memperoleh penghargaan Citra Karya Persada atas prestasinya di bidang sosial budaya. Tahun 1996 mendirikan Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) Dance Company dan hingga saat ini menjabat sebagai direktur artistik. Pada tahun 2015, Rusdy terpilih sebagai Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta dan menjabat sampai tahun 2018.

Menemukan Jalan Menembus Keterbatasan

Kerja keras dan kerja sama juga yang menyelamatkan EKI Dance Company ketika harus berhadapan dengan pandemi. Sebelum pandemi, EKI telah merencanakan pentas rutin untuk melanjutkan program EKI Update serta beberapa produksi permintaan pihak swasta. Semua harus batal.

Namun, bukan berarti kerja seni boleh berhenti.

Di awal pandemi, bersama Yola Yulfianti, rekan Rusdy saat masih menjabat sebagai anggota Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, menggagas platform panggung virtual di Youtube dengan nama Indonesia Dance Network (IDN).

Salah satu programnya adalah Saweran Online yang juga bekerja sama dengan platform OVO sehingga memungkinkan penonton di mana saja, mengapresiasi karya-karya tari di IDN dengan cara menyawer.

Kemudian, bersama dengan sutradara film Nia Dinata, penulis skenario film Titien Wattimena, musisi Oni Krisnerwinto dan sejumlah seniman lainnya, Rusdy menggarap film musikal Lutung Kasarung #musikalDiRumahSaja. Program ini diselenggarakan oleh IndonesiaKaya dan Boowlive.

Secara pencapaian jumlah penonton, musikal Lutung Kasarung mencapai lebih dari 500.000 viewers dalam waktu seminggu.

“Hal ini sangat fantastis, karena kalau dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta yang berkapasitas 500 seats, butuh berapa lama untuk mencapai angka ini?” kata Rusdy.

Selama tahun 2020, Rusdy juga berkesempatan menggarap dua film musikal lain yaitu Jaka Tarub dan Calon Arang.  Kedua karya ini ditayangkan di TVRI.

Kerja keras dan kolaborasi yang telah Rusdy lakukan sejak mendirikan EKI Dance Company, sedikit banyak membuatnya lebih terbiasa untuk terlatih menembus dunia panggung di era pandemi ini.

Proyek yang baru saja diselesaikan Rusdy Rukmarata adalah menggarap pertunjukan Milenium Pancasila untuk sekolah Santa Ursula BSD, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila.

Pertunjukan ini ditampilkan di kanal youtube SMA Santa Ursula dan EKI Dance Company.

Untuk ke depannya, juga ada penggarapan Konser Musikal Mimpi yang diprakarsai oleh Karya Musik

Indonesia dan Benih Baik, berkolaborasi dengan Metro TV.

Kolaborasi serta pentas masih akan terus digelar dengan berbagai kreasi yang ada. Rusdy Rukmarata, bisa jadi merupakan salah satu di antara para seniman yang terus berupaya dan tetap punya daya untuk berkarya.

Cerita dari Manggarai, 25 tahun EKI Dance Company

Untuk merayakan 25 tahun EKI Dance Company, Sabtu 3 Juli 2021 pukul 11.00-12.00 WIB akan diadakan siaran langsung pagelaran Cerita dari Manggarai di Youtube EKI Dance Company. Acara rencananya akan dibuka oleh Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan sambutan dari Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Hilmar Farid.

Dalam gelaran ini akan ada pertunjukan virtual tari dan vokal serta prosesi peluncuran logo baru EKI Dance Company.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.