Narasi ‘Komik Itu Baik’ dari seorang Hikmat Darmawan
Bagaimana pengaruh Arswendo Atmowiloto kepada sosok Hikmat Darmawan yang meyakini bahwa komik itu baik. Bagi seorang Hikmat, Arwendo memberikan begitu banyak aspek yang menyadarkan kita bahwa komik itu bagian yang sah dari Kebudayaan Indonesia dan juga sebagai sebuah khasanah visual artis dan seni visual. Komik memiliki validitasnya sendiri untuk hadir.
Hikmat juga menyoroti bagaimana sering kali konsep pendidikan atau nilai-nilai tertentu membuat sekat antara bacaan baik dan bacaan buruk untuk anak dan itu sendiri sudah ‘jebakan’ bagi komik. Bagi seorang Hikmat, komik bukan untuk bacaan anak saja.
Hikmat memberikan contoh, salah satu bacaan baik adalah komik wayang. Hikmat bercerita tentang bagaimana diri dahulu dapat mengakses komik wayang melalui lingkup keluarga. Hikmat menganggap komik wayang yang ketika itu dibaca olehnya menjadi cara yang efektif untuk mewariskan nilai-nilai budaya Jawa dan Sunda
Mitologi wayang yang berasal dari India justru menjadi wahana untuk menyampaikan nilai-nilai tradisional kita. Hikmat ketika itu sebagai anak meresponnya secara kreatif walaupun tidak secara sadar. Hal tersebut memberikan keterbukaan terhadap diri personal seorang Hikmat Darmawan.
Di dalam narasinya Hikmat juga mengungkapkan tentang dirinya yang tidak membedakan antara bacaan sastra berupa novel dan bacaan sastra berupa komik. Bagi seorang Hikmat, komik adalah sastra. Komik adalah sastra bergambar, komik juga seni rupa dan juga seni naratif.
Narasumber : Hikmat Darmawan
Host : Reda Gaudiamo
Production : Fabian Nusi