PESONA LEGENDARIS SI KAYU MANIS
Tiada kata cappuccino tanpa kayu manis. Semur daging tanpa kayu manis takkan mampu memanjakan lidah kita. Tak terbayangkan Ontbijtkoek (roti rempah) tanpa kayu manis… atau manis dan gurihnya Moroccan cinnamon chicken, yang menggunakan kunyit, kayu manis, apel dan kurma yang disajikan di atas coucous. Obat batuk tak akan manjur tanpa adanya kayu manis.
Kayu manis adalah satu pesona dari lima rempah legendaris yang mengubah muka peradaban dan gerak geo politik dunia. Sejarah panjang penggunaan kayu manis ditengarai setua 3.000 tahun sebelum Masehi. Tak seperti halnya kapur, pala, cengkih, dan lada, kayu manis masih memiliki pesona yang kental di kehidupan kita sampai hari ini.
Di masa keemasan Mesir Kuno, kayu manis banyak digunakan sebagai bagian penting ritual pemujaan dewa-dewa. Nefertiti, ratu Mesir, tak bisa tampil cantik dan harum tanpa kayu manis. Proses mumifikasi para pharaoh pun tak lepas dari kayu manis dan lada. Yunani Kuno, mencatat kayu manis sebagai salah satu persembahan kepada Apollo di kuil Miletus. Lebih lanjut, kitab Taurat, injil menyebutkan dengan gamblang penggunaan kayu manis dengan kata kannamon. Musa dalam berbagai upacara persembahyangan menggunakan minyak kayu manis. Bahkan tercatat bahwa Sulaiman menyukai aroma kayu manis dalam baju-baju yang ia kenakan.
Dalam catatan kitab kuno, kayu manis diperoleh dari perjalanan panjang yang melelahkan dengan menggunakan ‘dayung’ dari laut Merah, dari negeri di kejauhan yang terletak di bawah angin. Menurut catatan, di awal abad 1, 300 gram kayu manis di pasar Roma berharga sekitar 300 denarii atau kira-kira setahun gaji pegawai kelas menengah sekarang. Di atas harga emas dan gading yang dianggap benda mewah dan simbol kekayaan di masa ini.
India dan Israel adalah dua titik perdagangan kayu manis dalam dunia kuno. Perjalanan panjang dan melelahkan dari pulau-pulau di bawah angin yang sengaja disembunyikan oleh pelaut-pelaut Arab demi monopoli asal rempah tersebut. Para pelaut ini memanfaatkan angin barat dari pulau-pulau Nusantara dan Srilanka menuju Afrika Timur sampai ke Alexandria lalu menyeberang menuju Eropa melalui Venesia. Dari setiap titik persinggahan, harga kayu manis dilipatgandakan. Sehingga begitu mencapai Eropa, harga sudah sedemikian tingginya. Jalur ini dikenal sebagai Jalur Kayu Manis atau Cinnamon Route.

Sumber foto: id.wikipedia.org
Relif perahu di Candi Borobudur mencatat adanya pelayaran sampai ke Madagaskar dengan menggunakan perahu yang memiliki teknologi buatan para pelaut-pelaut Nusantara membawa komoditi rempah-rempah yang tumbuh di wilayah Nusantara dengan menyusuri Selat Malaka, menuju Madagaskar sampai ke Afrika Timur. Selat Malaka menjadi satu titik cemerlang pelabuhan internasional selain Alexandria, Punt dan Venesia di Eropa.
Abad pertengahan mewarnai semangat penjelajahan bangsa Eropa. ‘Kesalahan’ Columbus sepulang dari pelayarannya pernah membawa komoditi yang disangka kayu manis padahal di kemudian hari diketahui bahwa itu adalah kulit kayu pohon Karibia. Sebuah kesalahan rute perjalanan yang kemudian membuka ‘dunia baru’ lainnya yakni: Amerika.
Portugis berhasil mematahkan dominasi para pedagang Arab dalam perdagangan kayu manis setelah menduduki Srilanka. Kemudican VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) ganti memonopoli kayu manis setelah berhasil menjadikan Srilanka sebagai koloni pada tahun 1640 sampai akhirnya jatuh ke tangan Inggris di tahun 1784. Abad 18 ini menandai kayu manis dari Indonesia tidak lagi menjadi rempah satusatunya karena budidaya kayu manis di berbagai tempat mulai menampakkan hasil.
Di Indonesia, kayu manis jenis Cinnamomum Burmanii mulai diperkenalkan di Jawa pada tahun 1825 dan sangat cocok untuk iklim Indonesia. Sumatera dan Jambi kini adalah penghasil utama kayu manis dan Indonesia merupakan penghasil utama kayu manis untuk dunia.
Perjalanan panjang kayu manis menyebarkan pesonanya dalam berbagai rute perdagangan menggunakan jalur maritim bahkan memiliki julukan tersendiri, cinnamon route menjadi penanda marka sejarah dunia rempah-rempah Indonesia yang mampu mengubah peta sosio-politik dan ekonomi dunia.