Studio Hanafi Gelar Pameran Tunggal David Bakti Suara. Pada
Galerikertas StudioHanafi yang berada di kawasan Maruyung, Depok, Jawa Barat, kembali menggelar pameran seni rupa setelah setengah tahun melakukan renovasi ruang pameran. Kini Pameran Tunggal Seni Instalasi Suara. Pada karya David Bakti.
Perupa lulusan Institut Seni dan Budaya Indonesia, Bandung ini dibantu oleh Luqi Lukman sebagai kurator. Awalnya David diajak Luqi untuk berpameran bersama pada Mei 2024. Keduanya berteman lama karena kecocokan selera pada bentuk-bentuk seni yang tidak konvensional. Namun setelah proses diskusi berjalan, seniman asal ISI Jogja akhirnya mengalah dan mempersilahkan David menampilkan karyanya sendiri dan ia sebagai kurator.
Perupa asal Subang ini awalnya banyak berkutat pada seni patung, namun kali ini mencoba bentuk visual lain dalam karyanya. Tema kata-kata atau teks menjadi tema dasar setelah melihat banyaknya tulisan-tulisan David yang ia tuangkan dalam buku catatan tentang tema-tema kesehariannya. “Persoalan makna kata-kata dalam teks, hingga huruf dan kata dikumpulkan menjadi sebuah karya seni rupa,“ ujar David menjelaskan
Menurut Luqi proses berkarya David menarik untuk dibaca dan diamati. Tulisan dan kata-kata yang dia coretkan dalam buku catatannya kemudian dilepas dari halamannya menjadi bentuk artisktik lain menjadi karya visual tersendiri.
Luqi berharap “pameran ini akan memberikan pengalaman mendalam yang tidak hanya memamerkan potensi estetika teks dalam seni tetapi juga mendorong refleksi kritis tentang kekuatan bahasa dalam membentuk persepsi dan identitas kita.”
Pengunjung diajak mengikuti alur pameran dari teras atas ruang Galeri Kertas yang berada di kontur tanah yang miring di pinggir Kali Pesanggrahan. Awalnya terdapat ruang kosong dengan potongan teks kecil yang ditebar di mana-mana, sudut-sudut lantai, di tengah, hingga disisipkan di sela-sela batu di tembok. Potongan kertas kecil ini bertuliskan ‘MAAF’ dengan bentuk huruf dari mesin ketik.
Kemudian alur pameran berlanjut ke ruang pameran utama di lantai bawah. Di temboknya tertulis kata “Maaf” besar yang dimaknai sebagai pengkristalan dari kumpulan kata maaf yang terdapat di potongan kertas-kertas kecil di lantai atas.
Disambung dengan berbagai karya lainnya, potongan kalimat dan teks, ditampilkan dalam berbagai bentuk. Dalam bingkai-bingkai, tulisan di tembok, Kumpulan surat-surat dalam amplop, buku-buku catatan yang digelar di meja, hingga kumpulan kertas dipadatkan hingga membulat dikumpulkan dalam satu bangku menemani potongan sebuah sajak.
Ada total 17 karya tentang kata-kata yang ditampilkan dalam berbagai bentuk. Pengunjung diharapkan dapat mendapatkan sensasi dalam melihat karya seni rupa dalam bentuk yang tidak biasa, tentang karya instalatif berbasis teks yang divisualisasikan dalam bertuk karya seni rupa yang berbeda. Pameran ini akan berlangsung selama dari 6 Juli hingga 6 Agustus 2024.
Foto: Ferry Irawan | Kultural Indonesia