Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Jejak Duka Museum Nasional Indonesia

Jejak Duka Museum Nasional Indonesia

Setelah separuh ruangannya musnah terbakar, Museum Nasional Indonesia (MNI) kini siap menyapa publik lagi. Restorasi belum seratus persen selesai, tapi warga antusias.

Masih terekam suasana malam itu, persisnya pada 16 September 2023. Redaksi media di Jakarta masih sibuk berjibaku dengan berita-berita hasil liputan para jurnalis di lapangan. Tiba-tiba, satu pesan masuk, dua pesan, terus bersambung. Isinya sama: Museum Nasional terbakar! Kehebohan segera melanda dan kabar itu segera menjadi ‘berita pecah’ alias Breaking News.

Suasana tersebut rupanya ikut ‘ditangkap’ pihak MNI, saat pembukaan kembali museum bersejarah ini pada Selasa (15/10). Mulai dari foto-foto tim damkar yang kelelahan, dua lembar rilis media yang ditandatangani oleh Kepala PLT Museum Nasional, Ahmad Mahendra, disusul kedatangan puluhan wartawan, dan keterangan pers dari Mendikbud Nadiem Makarim yang didampingi Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid. Semuanya dibidik kamera dalam wajah tegang.

Kini MNI sudah direstorasi sebagian, meski di bagian belakang Gedung A, yang menjadi area kebakaran terluas, pemandangan ruang-ruang yang menghitam, dengan puing-puing sisa kayu-kayu penyangga dan tembok mengelupas cat-nya di sana sini, meninggalkan kesedihan bagi siapapun yang melihat.

Lokasi ini sebelum terbakar adalah ruang pamer keramik dan kain-kain kuno. Sebagian berhasil diamankan dari amukan api, dan beberapa koleksi ‘terselamatkan’ karena sedang disertakan dalam pameran di luar negeri.

ANTUSIASME WARGA DAN WISATAWAN

Puluhan warga telah memenuhi Museum Nasional sejak pagi, sekitar pukul 10:00 WIB, mulai dari pelajar hingga orang dewasa. Ada yang jauh-jauh datang dari Tangerang, hingga terpaksa minta ‘izin bolos’ pada guru agar anaknya boleh ikut sang ibunda ke Museum Nasional di Jakarta. Tak ketinggalan satu bus rombongan turis asal Amerika Serikat.

“Kalau hari Minggu kan biasanya ramai orang datang, jadi saya dan anak saya sengaja datang di hari biasa dan pas hari pertama Museum Nasional dibuka. Saya izin ke guru supaya anak saya boleh izin hari ini mau ke Jakarta lihat Museum Nasional,” ungkap Dian, warga Tangerang.

Dian mengaku senang sejarah sejak SMP dan dia terkesan dengan koleksi arca kuno. Menurutnya, arca-arca koleksi Museum Nasional tidak selalu sama bentuknya dengan arca tokoh serupa yang disimpan di tempat lain.

Pasangan suami istri asal Kansas, Amerika Serikat, bernama Dan dan Julie, mengaku terkesan dengan koleksi Museum Nasional karena bisa mengetahui sejarah Indonesia lebih banyak.

“Sayang sekali kami tidak bisa melihat koleksi kain-kain dan keramik kuno. Tapi untuk kami yang baru pertama kali ke Indonesia, apa yang kami lihat hari ini sangat menarik, sangat bagus,” ungkap Julie.

Penempatan koleksi yang lebih tertata dibandingkan dulu juga patut diapresiasi. Kesan museum yang suram dan menyeramkan kini berganti dengan ruang pamer yang luas dan bersih.

“Saya surprise karena semua keterangan dalam museum juga dilengkapi dengan Bahasa Inggris jadi tak sulit untuk memahami isi museum,” kata Dan, seorang pensiunan pengacara di AS.

Butuh tiga tahun lagi untuk melengkapi restorasi Museum Nasional Indonesia. Saat ini ada empat program utama dengan beberapa area yang total diperbarui, yaitu area kuratorial dan tata pamer baru, ruang ImersifA yang memanfaatkan teknologi terbaru, serta dua pameran temporer, bertajuk Perjalanan Pemulihan MNI Pasca Kebakaran: “Menabuh Neraka, Menyiram Api” serta Pameran Repatriasi: Kembalinya Warisan Budaya dan Pengetahuan Nusantara.

“Dengan upaya revitalisasi yang telah berjalan dan akan terus berjalan hingga tiga tahun mendatang, diharapkan nantinya Museum Nasional Indonesia dapat menjadi bagian dari ekosistem kebudayaan, menjadi museum percontohan dengan standar pengelolaan dan pemanfaatan koleksi museum bertaraf internasional, serta mempertegas fungsi museum sebagai ruang publik berisi sumber pengetahuan dan inspirasi yang menyenangkan,” ungkap Kepala Plt Museum Nasional merangkap Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra.

Jam operasional museum dimulai sejak 08:00-16:00 WIB pada Selasa-Kamis dan pukul 08:00-20:00 WIB pada Jumat-Minggu. Harga tiket untuk anak usia 3-12 tahun adalah Rp15.000,00 dan dewasa Rp25.000,00. Sedangkan untuk WNA harga tiket seharga Rp50.000,00. Jika Anda ingin masuk ke ruang pamer imersifA, maka harus membayar tambahan tiket seharga Rp35.000,00.

Foto: Wella Madjid | Kultural Indonesia

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.