Membaca Fragmen Sejarah Tanah Minang
Segala yang Diisap Langit merupakan novel yang menceritakan tentang tragedi dalam kehidupan keluarga bangsawan di Minangkabau yang masih teguh memegang adat. Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di mana para tokoh berasal turut serta membawa mereka dalam arus kehidupan yang tak pernah mereka pikirkan sebelumnya.
Kisah dimulai saat Bungo Rabiah seorang Rangkayo tengah berusaha mendapatkan keturunan perempuan yang kelak akan menjadi Rangkayo yang memimpin rumah gadangnya. Bungo Rabiah tak main-main dalam usahanya, karena ia percaya mitos dalam budayanya yang menyatakan bahwa garis keturunan akan berhenti setelah keturunan ketujuh lahir. Sebelumnya Bungo Rabiah telah memiliki seorang anak laki-laki dari suaminya yang bernama Magek Takangkang. Setelah itu Bungo Rabiah berhubungan dengan laki-laki yang juga keturunan raja, Tuanku Tan Amo. Dengannya Bungo Rabiah mengusahakan kelanjutan garis keturunannya.
Penokohan dalam novel ini memunculkan serba-serbi sifat manusia yang dibentuk melalui pergulatan hidup dan tuturan-tuturan para tokohnya. Kita dapat menemukan sifat berani, pantang menyerah, galak, dan keras kepala. Di satu sisi kita juga bisa melihat bagaimana perubahan kondisi sosial bisa membawa perubahan terhadap sifat-sifat manusia. Ia dapat menjadi sombong dan penuh kemarahan.
Kisah dalam novel ini menjadikan hubungan Bungo Rabiah dan Magek Takangkang sebagai kisah utama yang membangun jalan cerita termasuk intensitas konflik yang muncul di dalamnya. Setelah bergabung menjadi kaum Padri, Magek Takangkang mengubah pandangannya terhadap kehidupan masyarakat Minangkabau. Ia menarik diri menjauh dari kehidupan adatnya termasuk meninggalkan Bungo Rabiah. Pada akhirnya Magek Takangkang yang menjadi ancaman bagi kelanjutan garis keturunan Bungo Rabiah.
Melalui novel ini kita dapat melihat bagaimana konflik sosial dibentuk dari perubahan cara pandang dan keyakinan seseorang terhadap sesuatu. Novel yang terbagi dalam 13 bab ini menampilkan Bungo Rabiah sebagai tokoh utama yang kuat. Masyarakat Minangkabau menganut sistem matrilineal yaitu menarik garis keturunan dari pihak ibu. Perempuan dalam adat Minangkabau memiliki tempat yang istimewa. Bungo Rabiah dalam novel ini pun digambarkan sebagai perempuan yang memiliki kekuasaan itu. Dengan demikian keturunannya sangat penting. Namun perubahan-perubahan sosial seperti munculnya kelompok Padri menjadi salah satu tantangan bagi sistem adat yang dianut masyarakat Minangkabau saat itu. Dikisahkan dalam novel ini, sosok Magek Takangkang datang ke kediaman Bungo Rabiah dengan penuh kemarahan, karena nilai-nilai hidupnya telah berubah. Meskipun demikian novel ini tidak memberikan kisah yang cukup mendalam tentang apa saja yang dialami Magek Takangkang sehingga kompas hidupnya berubah 180 derajat. Hal itu itu juga adalah keterbatasan novel ini dalam menggali sejarah kelompok Padri yang sebenarnya menarik untuk menambah konteks cerita.
Membaca novel fiksi yang berlatar peristiwa sejarah seringkali memberikan kesan bahwa kita sedang membaca penggalan peristiwa sejarah itu sendiri. Kisah-kisah fiktif terasa seperti kisah yang benar-benar terjadi dalam masa itu. Hal itu muncul saat membaca Segala yang Diisap Langit. Novel ini memberikan pengalaman membaca yang berbeda. Sebab sebelumnya saya tak pernah membaca novel-novel yang berlatar adat Minangkabau. Konflik yang semakin lama semakin intens di akhir cerita menjadi pacuan untuk segera menyelesaikan membaca. Segala yang Diisap Langit bukanlah novel yang sempurna, tapi ia berani memberikan perspektif terhadap peristiwa bersejarah yang penuh ironi.
Penulis: Pinto Anugrah
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit: 2021
Jumlah halaman: 134 halaman