PAMERAN “LELAMPAH” — PUTU SUTAWIJAYA
“Garuda tidak begitu saja ada di depan kita”, ujar Putu Sutawijaya. Ia bukan sesuatu yang terberi (given), mendadak “jatuh dari langit”.
Putu Sutawijaya kembali menggelar pameran tunggal berjudul “𝐋𝐞𝐥𝐚𝐦𝐩𝐚𝐡” di Bentara Budaya Jakarta. Dalam bahasa Jawa, lampah memiliki arti berjalan. Dengan begitu, lelampah dapat dipahami sebagai ‘sebuah perjalanan’. Lantas, perjalanan apa yang dimaksud oleh seniman tersohor ini?
Seniman asal Bali ini sudah lama menunjukkan ketertarikannya terhadap Candi Kedaton yang terletak di selatan Probolinggo. Entah apa yang melintas dalam pandangan batinnya, tiba-tiba preferensi dan referensinya tertuju pada Garudeya di Candi Kedaton.
Kisah Garudeya biasa ditaruh dalam dua konteks. Pertama, dalam konteks kehidupan keluarga, Sang Garuda merepresentasikan sebuah keutamaan yaitu nilai bakti kepada ibu. Kedua, dalam konteks kehidupan bangsa, ia merupakan alegori pembebasan dari penindasan dan pemerdekaan tanah air dari belenggu kolonial.
Putu Sutawijaya meneruskan “Lelampah”, atau perjalanan tafsiriah, melalui sapuan-sapuan visual atas sapaan-sapaan naratif Garudeya. Bagaimana kita menjalankan dan menjalani kehidupan berbangsa, perjalanan ke-bangsa-an (nation-ness) esok, dilandasi oleh narasi-narasi yang kita bangun bersama kemarin dan hari ini.
Hasil dari laku lelampah Putu Sutawijaya akan dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta pada pertengahan bulan ini. Apa saja keseruannya? simak informasi di bawah ini yaaa👇👇👇
Pembukaan pameran
📅 Kamis, 14 September 2023
⏰ Pukul 19.00 WIB
Dibuka oleh
Inayah Wahid
Pembawa acara
Ampun Sutrisno
Artist’s Talk
📅 Sabtu, 16 September 2023
⏰ Pukul 15.00 WIB – selesai
Pameran berlangsung
📅 15-29 September 2023
(pameran TUTUP pada tanggal 28 September 2023)
⏰ Pukul 10.00 – 18.00 WIB
Pameran ini GRATIS dan TERBUKA UNTUK UMUM. Jadi, jangan lewatkan momen ini yaa!!! Yuk merapat ke Bentara Budaya 🙂