Pameran Lukisan Indonesia Dalam Sketsa Galeri Indonesia Kaya, Hadirkan Karya Basoeki Abdullah secara Immersive Virtual yang Interaktif
Galeri Indonesia Kaya bekerja sama dengan Gondola Team, mempersembahkan pameran lukisan karya maestro Basoeki Abdullah dengan konsep Immersive. Pameran bertajuk Indonesia Dalam Sketsa : Basoeki Abdullah ini akan berlangsung dari tanggal 13 November 2024 hingga Bulan April 2025, di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta.
Basoeki Abdullah merupakan maestro lukis Indonesia asal Surakarta yang lahir pada 27 Januari 1915, yang menorehkan banyak prestasi. Basoeki Abdullah merupakan pelukis beraliran realis dan naturalis, yang pernah memenangi sayembara melukis Ratu Juliana pada 1948, dengan mengalahkan 87 pelukis Eropa.
Sebagai salah satu pelukis maestro Tanah Air, Basoeki Abdullah kerap melukis potret wajah dari para pahlawan, kisah pewayangan, hingga pemandangan yang dikagumi oleh berbagai kalangan. Karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia, di samping menjadi barang koleksi di penjuru dunia.
Pameran digital Indonesia Dalam Sketsa: Basoeki Abdullah ini akan menyajikan 14 karya sang maestro yang mempresentasikan keberadaan alam dan kisah-kisah lokal Indonesia. Melalui karya-karyanya yang disajikan melalui media virtual inilah, pengunjung tidak hanya menikmati lukisan tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang sang peluksi dan kisah dalam lukisan yang dipamerkan. Mulai dari lukisan para tokoh, pemandangan alam hingga kisah dalam pewayangan, legenda atau mitologi.
Seluruh karya yang ditampilkan telah melalui kurasi ketat dan dengan pengalaman virtual melalui sajian immersive memberikan pengalaman baru bagi para pengunjung. Tampilan digital ini seakan-akan menempatkan pengunjung ke dalam dunia imajinasi lukisan tersebut.
Mikke Susanto, selaku Kurator yang telah meneliti sosok dan lukisan Basoeki Abdullah sejak tahun 2004 mengungkapkan, ”Pemilihan 14 lukisan dalam pameran ini dilakukan dengan pertimbangan khusus untuk menunjukkan perjalanan Basoeki Abdullah sebagai maestro lukis. Melalui lukisan-lukisan ini, pengunjung tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan pesona Indonesia yang dikemas dengan teknologi digital. Sebagai kurator, saya percaya bahwa keempat belas karya dari Basoeki Abdullah yang dikemas dengan teknologi interaktif ini mampu menghadirkan Indonesia dalam perspektif yang menyentuh dan immersive, melampaui sekadar representasi visual.”
Para pengunjung Galeri Indonesia Kaya dapat menikmati 14 karya dari Basoeki Abdullah yang diolah dan disajikan kembali melalui media virtual. Di awal alur pameran, pengunjung diajak melihat kolase dan rangkaian Riwayat kehidupan Basoeki Abdullah, dari sang maestro lahir hingga wafat.
Kemudian dilanjutkan dengan wahana interaktif dari jajaran lukisan potret diri. Mulai dari Potret Diri Basoeki Abdullah (1940-an), Potret Diri RA Kartini (1976), Potret Diri Ir. Soekarno, dan juga Potret Diri dr. Wahidin Sudirohusodo. Keempat bingkai foto diri dapat menoleh ke kanan dan kiri, bahkan foto Soekarno dapat menunduk sebagai tanda hormat dan terima kasih kepada pengunjung. Mengingatkan pengunjung yang melihatnya seperti tampilan foto pada surat kabar di cerita Harry Potter.
Kemudian dilanjutkan dengan wahana lukisan interaktif lainnya. Dari lukisan Perubahan Kehidupan Dunia (1960-70an), Sungai Tak Pernah Kembali (1970-an), Pemandangan di Kintamani (1950-an) dan Landscape of Gunung Merapi (1970-an). Keempatnya bisa dikendalikan oleh pengunjung yang berdiri di titik tertentu di depan layar digital, yang kemudian mengarahkan tangannya, seakan mengarahkan intruksi untuk menggeser lembar besar lukisan.
Selanjutnya tak kalah menarik, lukisan Pantai Flores (1942), dibuat besar dan tampak nyata, bahkan perlahan-lahan menurun menuju pesona keindahan bawah laut Flores dengan disambung dengan tampilan Lukisan Flora dan Fauna Kekayaan Langka (1980-an), didukung oleh cermin di sisi kiri dan kanannya, menyebabkan pengunjung merasa berada dibawah laut, apalagi dengan obyek-obyek mahluk-mahluk bawah laut yang bergerak-gerak.
Layar dinding berikutnya ditampilkan lukisan Jika Tuhan Murka (1950, Bima Suci Berjuanglah Sampai Tercapai (1984), Pertempuran Gatotkaca Lawan Antasena Memperebutkan Sembadra (1954), dan Perkelahian Antara Rahwana dan Jatayu Memperebutkan Sita (1950-1954), dengan layar yang lebar dan gambar yang bergerak, seakan melihat sebuah karya lukisan sekaligus animasi sebuah komik klasik dengan warna-warna berani dan penuh emosi.
Lukisan-lukisan ini merupakan koleksi dari berbagai tempat, antara lain Museum Basoeki Abdullah, Museum Kebangkitan Nasional, Istana Kepresidenan Jakarta, Istana Kepresidenan Bogor, maupun koleksi pribadi kolektor yang menyukai karya Basoeki Abdullah.
“Untuk memperkenalkan sosok sang maestro kami menghadirkan pameran digital yang memberikan pengalaman virtual melalui sajian immersive karya Basoeki Abdullah yang pertama di Indonesia. Dengan teknologi digital yang juga interaktif, pameran ini tidak hanya menampilkan potret wajah, tetapi juga keindahan alam dan budaya Indonesia yang digambarkan Basoeki penuh dengan pesona gunung dan sawah, serta kisah-kisah mitologis dan pewayangan. Semoga pameran digital ini dapat mengenalkan sosok dan menambah wawasan masyarakat tentang karya-karya Basoeki Abdullah,” ungkap Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya.
Foto: Dok. Indonesia Kaya