Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Infinity Yin Yang

Infinity Yin Yang

Pameran Tunggal Natalini Widhiasi yang Hadirkan Karya Instalasi Aluminium

Seorang seniman Perempuan yang pada tahun 1970-an dijuluki oleh Maestro Affandi sebagai ‘Pelukis Cilik Ajaib’, Kembali menggebrak dunia seni rupa Indonesia dengan pameran tunggalnya. Gebrakan Natalini Widhiasi tidak hanya soal comeback-nya seniman asal Surabaya ini ke dunia seni rupa Indonesia, tetapi kehadirannya membawa karya -karya besarnya bukan melalui medium 2 dimensi seperti lukisan-lukisannya pada masa anak-anak, melainkan karya 3 dimensi dengan instalasi berbahan aluminium dan logam.

Pameran bertajuk Infinity Yin-Yang yang berlangsung di Galeri Nasional mulai 4 September–3 Oktober 2024 ini memenuhi dinding galeri A Galnas dengan karya-karya instalasi besarnya, sebuah pencapaian yang luar biasa, bukan karena mampu menciptakan karya setelah puluhan tahun vakum untuk fokus pada keluarga, namun instalasi berbahan aluminium juga menjadi keistimewaan karena selama ini dikenal pengerjaannya sebagai milik kaum laki-laki.

Pameran Infinity Yin Yang menggambarkan siklus kehidupan manusia, sebuah siklus yang mengisyaratkan dualitas dan keseimbangan antara unsur Yin dan Yang. Dalam filsafat Timur, Yin dan Yang melambangkan keterkaitan dua unsur yang berlawanan namun saling melengkapi, yang merupakan inti dari alam semesta.

Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menyambut baik pameran ini. “Pameran ini membuktikan bahwa seniman kita mempunyai kapasitas untuk terus berinovasi dan bereksperimen dengan material dan konsep baru,“ ujarnya.

Dikuratori oleh Citra Smara Dewi, pameran ini menampilkan karya seni rupa dengan medium logam aluminium berupa instalasi dengan merespons ruang-ruang besar yang ada di Galnas. Lini memilih alumunium dan stainless sebagai gagasan berkarya, “Hasrat berkesenian saya kurang terpenuhi melalui karya seni Lukis dua dimensi, sehingga saya mencoba dan mencari sensibilitas artisitik lain. Sampai akhirnya saya menemukan alumunium yang dapat memenuhi imajinasi dan rupa bentuk yang saya sukai dalam mengaktualisasikan karya”, ujar Lini pada waktu proses kurasi, di Surabaya beberapa waktu yang lalu.

Karya Seni Instalasi Lini, memiliki kecenderungan abstrak figuratif, yang banyak menampilkan berupa figure manusia, pohon kehidupan, dedaunan, bunga-bungaan, sayap-sayap, bentuk geometri, organik hingga arabesque.

Proses berkarya Lini diawali dengan dengan membuat sketsa langsung di lapisan aluminium dan stainless. Kemudian ia memahat garis sketsa tersebut dibantu oleh asistennya. Pahatan itu direspon dengan berbagai teknik lain seperti menoreh, menusuk, memukul, memaku, melipat dan sebagainya.

Karya seni aluminium Lini terdiri dari beberapa bagian seperti sebuah puzzle, yang kemudian diinstal atau dirangkai menjadi sebuah karya yang utuh.

Yang kemudian menjadi tantangan dalam menyelesaikan karyanya adalah tahap finishing touch. Ada dua pendekatan Lini dalam menyelesaikan karyanya. Pertama dengan menggunakan cat besi untuk memperkuat karyanya. Dengan berbagai teknik, goresan, cipratan dan teknik vintage. Kedua adalah dengan jujur terhadap material yang ada dengan meninggalkan karyanya tanpa goresan cat.

Karya Lini lebih dari sekedar karya mirip relief. Karya-karya dari putri pelukis Tedja Suminar dan Munianta ini terdiri dari relung dan rongga, yang terbentuk dari permainan konfigurasi dan penempatan posisi bagian-bagian potongan karya aluminiumnya. Setiap ruang, sudut dan rongga membuat pengunjung asyik mempelajarinya, apalagi dengan detail permukaan yang juga beragam, dari kasar, halus, berlobang-lobang, bertekstur, kadang tidak beraturan. “Saya menyebutnya sebagai the art of cavity exploration,“ ujar sang kurator yang juga bekerja sebagai dosen di IKJ ini.

Seniman Perempuan kelahiran 1964 di Surabaya ini menyajikan karya-karyanya yang sarat dengan kesan spiritual. “Karya -karya kali ini menggambarkan hubungan manusia dalam masyarakat yang tak dapat kita pungkiri, dalam kehidupan kita sering mendapat bisikan tentang kejahatan dan kebaikan.”

“Di setiap karya saya adalah sebuah catatan harian, yang jika saya perhatikan, saya dapat mengingat kembali apa yang saya rasakan saat saya membuatnya waktu itu,“ ujarnya menambahkan.

Pameran Tunggal Lini Natalini Widhiasi dapat diapresiasi oleh masyarakat mulai 4 September hingga 3 Oktober 2024 setiap hari, pukul 09.00-19.00 WIB. Untuk mendapatkan tiket pengunjung dapat langsung datang dan melakukan registrasi di tempat (on site).

Selain menikmati pameran, pungunjung juga dapat ikut serta dalam kegiatan Artist Talk yang akan dilaksanakan pada Minggu, 15 September 2024 pukul 15.00 WIB.

Foto: Dok. Infinity Yin Yang
Ferry Irawan | Kultural Indonesia

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.