Ketika Lagu Halo-Halo Bandung Menjadi Hello Kuala Lumpur
Beberapa waktu yang lalu masyarakat dibuat heboh dengan sebuah unggahan video di media sosial persisnya di kanal YouTube Kids. Video yang diunggah berjudul Nasyid Kanak-Kanak Islam Malaysia Hello Kuala Lumpur Lagu Patriotik Malaysia. Video tersebut menampilkan anak-anak dalam bentuk kartun menyanyikan lagu Hello Kuala Lumpur yang diduga menjiplak lagu Halo-Halo Bandung karya Ismail Marzuki. Anak-anak itu bernyanyi sambil memegang bendera Malaysia. Nada dan liriknya sangat mirip.
Lirik awal lagu Hello Kuala Lumpur berbunyi ‘Hello Kuala Lumpur, ibu kota keriangan’. Sedangkan pada lagu Halo-Halo Bandung, ‘halo-halo Bandung, ibu kota periangan’. Sementara di bagian tengah berbunyi ‘tidak jumpa dengan mu’. Dan pada pada lagu yang diduga diplakan Malaysia, liriknya berganti menjadi ‘tidak berjumpa dengan kau’. Liriknya diubah tapi iramanya sama dengan lagu Halo-Halo Bandung.
Lagu Halo-Halo Bandung liriknya berangkat dari kisah Ismail Marzuki yang mengungsi ke Bandung dari Jakarta bersama istrinya demi menghindari pendudukan Inggris dan Belanda di sana. Tapi tidak berapa lama kemudian mereka harus pindah lagi karena pihak Inggris memerintahkan para tentara pejuang Indonesia meninggalkan Kota Kembang tersebut. Sebelum para pejuang meninggalkan kota Bandung pada 24 Maret 1946, mereka membakar rumah dan Gedung di penjuru wilayah selatan kota. Peristiwa ini pun kemudian dikenal sebagai Bandung Lautan Api. Memori itulah yang kemudian mendorong Ismail Marzuki menciptakan lagu berbahasa Sunda dengan judul Halo Bandung. Ismail Marzuki juga menciptakan lagu, Gugur Bunga, Rayuan Pulau Kelapa, Juwita Malam dan Sepasang Mata Bola, antara lain.
Dalam perbincangan duta besar Indonesia di Malaysia di sebuah stasiun TV Indonesia, Hermono, menyatakan bahwa pengelola kanal tersebut konon berada di India bukan di Malaysia. Dan ternyata lagu Hello Kuala Lumpur tersebut sudah diunggah sejak 2018. Maka menurut Hermono belum bisa dipastikan bahwa yang membuat dan menyebarkan lagu yang diduga menjiplak lagu Halo Halo Bandung itu adalah Malaysia. Maka sampai saat ini KBRI belum melakukan Tindakan apapun. Dalam deskripsi video tersebut, lagu Hello Kuala Lumpur disebut sebagai lagu tradisional anak-anak Melayu.
Negeri Jiran ini memang sudah beberapa kali mengklaim warisan budaya Tanah Air. Misalnya lagu Rasa Sayange yang berasal dari daerah Maluku ciptaan Paulus Pea. Pada 2017, saat Malaysia menjadi tuan rumah SEA Games, Malaysia menggunakan lagu Rasa Sayange saat pembukaan acara olahraga se-Asia Tenggara tersebut. Pada tahun yang sama, mereka juga sempat menggunakan lagu tersebut untuk promosi pariwisata Malaysia Truly Asia. Tentu promosi tersebut menuai protes keras dari masyarakat Indonesia yang menuduh Negeri Jiran telah mencuri warisan budaya Tanah Air.
Ada lagi Reog Ponorogo yang tadinya mau diklaim oleh Malaysia pada 2007 di mana situs Kementrian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Budaya Malaysia menampilkan gambar reog. Begitu juga dengan pencak silat. Pada 2019 UNESCO telah menetapkan pencak silat dari Indonesia sebagai warisan budaya tak benda.
Beberapa tahun lalu desain wayang kulit ditampilkan ke motif sepatu Adidas. Desainer Malaysia, Jaemy Choong, dianggap telah mengklaim wayang kulit. Saat peluncuran sepatu tersebut, dalam akun resmi Adidas Singapura tertulis bahwa desain tersebut merupakan penghormatan terhadap wayang kulit yang merupakan penting dari identitas dan warisan budaya Malaysia. Padahal pertunjukan wayang kulit telah diakui sebagai warisan budaya tak benda dari Pulau Jawa pada 2003.
Sumber Foto: Repro YouTube