‘Menyelamatkan’ Topeng Cirebon di Museum Khanenko
Tiga Tahun Perang Rusia-Ukraina
Museum Khanenko, salah satu museum nasional yang menyimpan koleksi seni Eropa dan Asia terbesar di Ukraina, ikut hancur akibat serangan udara Rusia pada 10 Oktober 2022. Kini seluruh koleksi museum ‘disembunyikan’, termasuk lima topeng Cirebon asal Indonesia. Kontributor Kultural Indonesia, Wella Sherlita melaporkan langsung dari Kyiv, Ukraina.
Rintisan perdamaian Ukraina-Rusia terus dilakukan, meski banyak pihak meragukan keberhasilannya. Di daerah-daerah perbatasan, pertempuran sengit masih berlangsung. Bahkan wilayah ibu kota Kyiv tidak luput dari serangan pesawat nirawak dan rudal. Aplikasi khusus harus dipasang di telepon seluler untuk mengecek jika serangan sewaktu-waktu datang dan kami semua harus berlindung di shelter terdekat.
Saya bersama rekan dari Suara Merdeka dan dua jurnalis Narasi TV berkesempatan menengok suasana di Museum Khanenko, yang sempat mengalami kerusakan parah pada awal invasi Rusia tahun 2022.
Museum Khanenko (nama resmi: Museum Seni Nasional Bohdan dan Varvara Khanenko) terletak di jalan Tereshchenkivska, lokasi yang ramai di Kyiv. Persis di depan museum terdapat taman kota yang luas, dengan orang-orang yang lalu lalang serta aneka kendaraan yang kesulitan mencari tempat parkir.
Museum ini didirikan pada tahun 1919 berdasarkan wasiat kolektor seni Bohdan Khanenko dan akta hibah kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Ukraina, yang ditandatangani oleh istrinya, Varvara, pada tahun 1918.
Koleksi Museum Khanenko mencakup karya seni asli oleh para maestro Eropa terkemuka, seperti Pieter Paul Rubens, Gentile Bellini, Juan de Zurbarán, Jacques-Louis David, dan François Boucher.
Selain seni pahat dan seni dekoratif Eropa, koleksi lain adalah karya seni rupa dan dekoratif Iran, Tibet, Tiongkok, dan Jepang yang indah dan langka, serta koleksi seni Yunani Kuno, Romawi, dan Mesir yang kecil namun berharga.
Secara keseluruhan, koleksi Museum Khanenko mencakup lebih dari 25.000 item. Hampir 1.000 karya seni terpilih dipajang secara permanen.
“Kami mengumpulkan beragam benda seni yang indah yang diciptakan atas dasar moral dan orang-orang yang alruistik. Kami harus mampu menjaga dan
memeliharanya, sekaligus menceritakan bagaimana sejarahnya hingga menjadi koleksi museum dan menunjukkan kepada publik,” ungkap Dr. Hanna Rudyk, Wakil Direktur Museum Khanenko sekaligus kurator untuk koleksi Islam.
Museum ini terdiri dari dua bangunan akhir abad ke-19. Rumah besar keluarga Khanenko menjadi tempat pameran permanen seni rupa dan seni dekoratif Eropa dari abad ke-14 hingga abad ke-18. Sementara sekelompok ikon “Sinai” Bizantium awal yang unik –dibuat pada abad ke-6 dan ke-7, telah dipajang di ruang terpisah di gedung tersebut sejak tahun 2004. Sedangkan lantai pertama rumah besar tersebut diisi dengan koleksi permanen seni kuno.
Kami lalu penasaran ingin tahu adakah karya seni asal Indonesia di sana? Ternyata ada! Lima topeng Cirebon ikut menjadi koleksi museum. Rudyk mengatakan seorang kolektor perempuan menyerahkan topeng-topeng Cirebon tersebut kepada Museum Khanenko pada 1953. Sebelumnya, benda kuno tersebut disimpan di Polandia.
Dengan suara bergetar, Rudyk menceritakan saat serangan udara Rusia ikut menyasar Museum Khanenko pada Oktober 2022. Ia memutar video yang merekam detik-detik saat bangunan di bagian depan museum hancur berantakan. Keadaan sungguh saat mengerikan. Ribuan koleksi Museum Khanenko, termasuk topeng Cirebon, kini disimpan di sebuah lokasi yang dirahasiakan agar tidak hancur atau jatuh ke tangan pihak-pihak tak bertanggung jawab.
“Apapun yang terjadi, museum beserta seluruh isinya adalah milik semua orang Ukraina. Kami berhak untuk menjaga dan melestarikannya agar warga dapat memiliki akses akan sejarah bangsa dan percaya diri akan identitasnya sebagai seorang Ukraina,” jelas Dr. Rudyk.
Serupa dengan Indonesia, Ukraina memiliki ciri khas budaya dan suku bangsa yang beragam. Sejarah dan warisan seni budaya negeri tersebut sungguh kaya.
Kepada Kultural Indonesia, Dr. Rudyk berharap koleksi benda seni yang masih bisa diselamatkan kelak mampu mendorong keberanian mereka mempertahankan diri, di tengah upaya Rusia menghapuskan identitas bangsa Ukraina yang multietnik.