DISORDER
Menelisik Teka-teki Pandemi Baru
Bayangkan jika pandemi terjadi lagi. Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita tetap bisa bertahan?
Genre apocalyptic pada karya-karya fiksi membawa pembaca atau penontonnya ke dalam sebuah imaji tatanan dunia baru yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Situasi di dalam dunia baru itu turut mempengaruhi cara hidup manusia atau tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Mereka harus menghadapi ragam tantangan dan kesulitan untuk bisa beradaptasi dan bertahan hidup. Disorder adalah sebuah novel fiksi ilmiah pandemic-apocalyptic pertama karya Akmal Nasery Basral. Sebelum menulis Disorder, Basral telah menulis 18 novel beragam genre sejak tahun 2005. Disorder menjadi salah satu novel mumpuni dan menarik untuk dibaca, karena ia rilis di momentum yang tepat.
Berlatar tahun 2026, hanya enam tahun setelah pandemi COVID-19 muncul, dunia yang sedang bernafas lega harus kembali mengangkat tameng pertahanan untuk menghadapi serangan virus G4 EA H1N1 yang memiliki virulensi lebih tinggi dan lebih cepat menular dibandingkan virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi COVID-19. Virus tersebut merupakan mutasi baru dari Swine Origin Influenza Virus (SOIV) yang kemunculannya pertama kali di tahun 1918 merenggut lebih dari 50 juta nyawa di seluruh dunia.
Buku ini membawa pembaca mengikuti perjalanan seorang pakar epidemiologi Indonesia Dr. Permata Pertiwi (Ata) menelisik penyebab menyebarnya virus G4 EA H1N1 yang memicu pandemi SOIV-26. Perjalanan Ata dimulai saat ia mengetahui kematian tiga orang karyawan peternak babi di Atambua, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, yang baru beberapa hari pulang dari Pegunungan Yaji, China. Ata sebagai tokoh utama digambarkan sebagai individu yang cerdas dan tangguh. Perjalanannya dari Atambua ke Jakarta. Jakarta ke Lyon, Perancis, kemudian ke Harbin, China. Ata begitu percaya diri untuk menemukan patient zero serta memecahkan teka-teki di balik penyebaran virus tersebut meskipun itu menyeretnya ke dalam rangkaian peristiwa menegangkan dan mengancam nyawa. Selama Ata melakukan pencarian ia menghadapi ancaman dari pihak-pihak yang tak suka dengan tekadnya. Ia sendiri pun belum mengetahui siapa mereka sebenarnya. Beberapa orang yang terhubung dengan Ata terkait penemuan informasi soal SOIV-26 satu per satu meninggal secara misterius. Hal ini mencetuskan pertanyaan besar, apakah penyebaran virus itu disengaja atau tidak? Siapakah yang bertanggung jawab?
Disorder memiliki plot cerita yang menggugah minat membaca. Terdapat kejutan-kejutan yang membuat pembaca menerka-nerka peristiwa apa yang akan terjadi selanjutnya. Seperti halnya saat manusia menghadapi pandemi, ia menghadapi ketidakpastian akan nasibnya sendiri. Plot cerita dalam novel ini semakin menarik karena didukung oleh penokohan yang dibangun oleh penulis. Penokohan Ata sebagai tokoh utama ditunjukkan secara deskriptif dan dramatik. Begitu juga dengan beberapa tokoh lain, seperti Profesor Tobias Shochet, pembimbing Ata saat dirinya menempuh pendidikan di Universitas Lyon, Alex Lauw, mantan pacar Ata di masa remaja, dan Valerie Sumowinoto seorang jurnalis televisi. Penokohan dramatik menjadikan karakter para tokoh terlihat dinamis, tidak bisa diprediksi. Namun, hal itu semakin menghidupkan plot cerita. Tokoh yang di awal cerita tampak tidak memiliki peranan yang sentral, justru tindakannya memiliki dampak yang cukup besar pada bagian akhir cerita. Di samping itu, hubungan romantis dikisahkan penulis dalam porsi yang pas meskipun beberapa dialog antartokoh yang terlibat terkesan sedikit canggung.
Bagaimanapun pemilihan latar peristiwa di tahun 2026 memberikan unsur kedekatan pada pembaca di mana situasi pandemi masih relevan. Buku ini tampak ingin membawa pembaca larut di dalam kisahnya. Seolah-olah apa yang diceritakan buku ini juga bisa saja terjadi saat pandemi melanda di tahun 2020. Disorder menunjukkan ironi tentang bagaimana dunia menghadapi pandemi. Beberapa tokoh menyangkal keberadaan virus ini. Salah satunya tokoh Han, pemilik peternakan babi di Atambua yang berusaha lari dari misteri kematian tiga orang karyawannya. Seperti tidak belajar dari pandemi sebelumnya, ada juga pihak-pihak yang berusaha menutup-nutupi seakan virus ini tidak berbahaya.
Bagi siapapun yang tertarik dengan novel fiksi ilmiah apocalyptic, Disorder menjadi salah satu referensi yang bisa dinikmati dari awal hingga akhir cerita. Sebagai sebuah novel fiksi ilmiah penulis menyuguhkan kedalaman riset tentang beragam hal yang ia rajut di dalam cerita sehingga tampak masuk akal dan informatif. Persoalan tentang cara bertahan hidup yang menjadi salah satu elemen menarik dalam karya-karya genre apocalyptic dikisahkan dengan baik dalam novel ini. Penokohan Ata mampu menggugah rasa ingin terus berjuang sekalipun situasi yang dihadapi sulit dan tidak bisa diprediksi. Sama halnya saat kita menghadapi situasi pandemi. Munculnya perasaan takut adalah hal yang wajar, tapi kewaspadaan tetap harus diutamakan.