Galeri Kertas Studio Hanafi Hadirkan Pameran Tunggal Wong Karya KP Nugroho
Galeri Kertas Studiohanafi menggelar sebuah pameran tunggal di kurun waktu pergantian tahun. Pemeran tunggal KP Nugroho dengan judul Wong, digelar mulai 21 Desember 2024–18 Januari 2025. Di galeri di wilayah Maruyung, Depok, Jawa Barat ini, Kristian Panca Nugroho menampilkan karyanya dari berbagai medium, mulai dari audio visual, foto, suara dan karya video dokumenter hingga seni instalasi dari berbagai benda, yang kesemuaannya mengajak kita untuk mempertanyakan kembali diri kita sebagai manusia atau wong.
KP Nugroho menyatakan bahwa pameran ini merupakan ingatan-ingatan kolektifnya dalam melihat diri sendiri sebagai subjek wong atau manusia, “saya menjadikan diri saya sebagai bentukan reflektif, saya melihat sifat-sifat saya sebagai manusia (wong) yang sering terjebak pada hal-hal material, waktu, keinginan, kekuasaan bahkan kemelekatan yang menjadi permasalahan saya sebagai manusia. Ide wong sendiri berjalan selama beberapa tahun kebelakang ini dimana saya suka berefleksi dengan diri saya, saya sering berbicara, bertanya bahkan sekedar menyapa diri saya sendiri, sangat personal sekali saya memaknai wong ini.“
Dengan didampingi kurator in-house Galeri Kertas, Rizki Asasi, pameran ini menampilkan dua kelompok karya, pertama di lantai atas terdapat karya foto. Sebanyak 16 karya foto yang dicetak manual menggunakan cairan cynotype.
“Cynotype merupakan teknik tertua dalam mencetak foto secara manual, medium awalnya saya memfoto situasi dan beberapa potrait orang-orang yang bagi saya menarik karena kesederhanaanya. Mereka memiliki perjuangan masing-masing untuk mempertanyakan siapa diri mereka sebagai manusia,“ ujar KP Nugroho.
Dalam jajaran foto-foto tersebut terdapat foto dari Ata Ratu dari Sumba Timur yang terus berjuang melalui musiknya, ada juga kesederhanaan yang diperlihatkan pada foto-foto anak-anak korban banjir rob di muara angke, ada pula foto para para mahasiswa yang turun ke jalan memperjuangkan hak dan menyuarakan keadilan.
Di kelompok karya kedua, di lantai dasar dari Galeri Kertas, terdapat 11 karya instalasi dan lukisan. Karya-karya instalasi yang ditampilkan bermedium besi industrial, resin, dan kain. Rizki Asasi menjelaskan bahwa KP Nugroho lekat dengan bahan-bahan industri sejak masa kecil seperti resin.
“Nugroho mendayagunakan sifat resin yang melekatkan atau menstatiskan benda-benda yang dicampurkan dengannya, sebagai sarana metaforis untuk membicarakan ruang waktu, terutama kedudukan manusia dan kemanusiaan di dalamnya, mempersoalkan apa yang terjadi Ketika seseorang terlepas dari diri sendiri dan perjalanan yang ia tempuh dalam Upaya mengutuhkan dirinya kembali,“ kata Rizki dalam tulisannya di pengantar pameran ini.
Dari kedua kelompok karya tersebut, perupa lulusan Fakultas Film dan Televisi IKJ tahun 2009 ini ingin menyuguhkan gambaran transisi kekaryaannya, yang pada awalnya berkarya pada bidang audio visual kemudian beralih ke dalam bidang seni rupa. “ Saya merasa bahwa seorang seniman jangan terjebak dengan medium, kita bisa membuat karya dengan apapun mediumnya dan menyampaikan apa yang menjadi keresahan diri untuk dijadikan karya, itu yg menjadi langkah awal saya untuk tetap membawa medium audio visual kemudian digabungkan dengan instalasi dan juga gambar kolase. Karena medium-medium ini sangat dekat dengan saya, ada memori kolektif saat kecil bahkan pada kedirian saya saat ini.”
“Dalam ingatan kolektif akan masa lalu, Ibu saya sering sekali memberi saya nasehat, semisal menasehati saya untuk menjadi wong yang benar dan sebagainya. Hal itu yang menjadi ide awal saya bagaimana saya lebih melihat ke diri saya kembali, dan menjadi perwakilan dimana sifat-sifat saya ini bisa menjadi bahan refleksi untuk orang-orang yg melihat pameran ini,“ tambah Nugroho.
Foto: Ferry Irawan | Kultural Indonesia