Kecil itu Keren, Hadirkan 500 Karya Dari Berbagai Komunitas di Dalam dan Luar Negeri
Terkadang batasan ukuran bukan menjadi penghalang dalam dunia seni rupa untuk
berkarya, bahkan ukuran kecil pun mempunyai semestanya sendiri untuk
menyajikan berbagai bentuk obyek kehidupan dalam berbagai bentuk imajinasi.
Seperti pada pameran Kecil itu Keren, yang diselenggarakan oleh Indonesia Visual
Art (IVA) Community yang bertempat di Galeri Cipta 1 dan 2, Taman Ismail Marzuki
(TIM) Jakarta,menyajikan 500 karya seni rupa dalam bingkai kecil dengan ukuran
15cm X 15cm. Batasan ukuran ternyata tidak menyurutkan produktifitas para perupa
dalam berkarya, malah mensiasatinya dan menciptakan semesta imajinasi yang unik
dan orisinil.
Pameran yang berlangsung pada 18-29 Juni 2025 ini diikuti tidak hanya peserta
dalam negri tetapi juga diikuti oleh 22 seniman luar negeri. Mereka berasal dari Turki
(8 perupa), Perancis, Yunani, Irak (masing-masing 2 perupa), Rusia, Belanda,
Rumania, Georgia, Tunisia, Aljazair, Jepang dan Singapura (masing-masing 1
perupa).
Peserta dari dalam negeri terdiri dari berbagai komunitas seni rupa di berbagai
daerah, dari Jabodetabek hingga kota-kota besar sepanjang Pulau Jawa. Seperti
sanggar anak-anak asal Madiun yang menyumbang puluhan karya dan ada
komunitas Komunitas Perempuan Perupa Indonesia, yang juga menyumbangkan
puluhan karya dari anggotanya. Memang sejak Februari 2025 telah dilakukan open
call, atau undangan lewat berbagai saluran media sosial untuk mengajak
masyarakat ikut serta.
Bahkan karena membludaknya peserta yang ditahun pertama pameran ini digelar
pada tahun 2022, lalu dilanjutkan di tahun 2024 dengan 200 karya peserta, di tahun
2025 ini malah menjadi 500 karya didaftarkan. Sehingga tempat pameran yang
awalnya direncanakan berlokasi di Balai Budaya Jakarta , berpindah tempat yang
lebih luas, yaitu ke Galeri Cipta, Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki ,
Jakarta
“Kami berharap pameran senirupa lintas usia, daerah dan lintas negara yang
mengusung semangat keberagaman dan kebersamaan ini, bisa menjadi sebuah
peristiwa budaya dan ikut memperkaya khasanah dunia seni rupa di Indonesia.” Ujar
M.S Untung, ketua panitita pelaksana pameran ini.
Memasuki dua ruangan di Galeri Cipta 1 dan 2, dalam pameran yang dikuratori oleh
Frigidanto Agung ini, kita seperti masuk dalam lautan imajinasi. Bingkai-bingkai kecil
berbaris di dinding ruangan, berisi semestanya masing-masing. Butuh waktu lama
untuk bisa menyelami semuanya.
Ada karya yang terasa seperti pemula dan tampak biasa, ada yang luar biasa dari
hasil karyanya yang meggambarkan usaha yang tak biasa juga. Bingkai kecil itu bisa
menjadi jendela ke dunia lain, wajah tokoh, kedalaman laut, sudut pandang ruang
arsitektur hingga relief. Dari sketsa pensil hingga bentuk dari kumpulan manikmanik, cat akrilik, tema warna warni, hewan-hewan, bahkan ledekan nyeleneh.
Hanya saja karyanya kurang rapi secara administrasi, kertas keterangan karya yang
terbagi dalam kategori nama (yang berkarya), judul dan media, hanya nama
seniman atau seniwatinya dan asalnya saja, judul dan dan jenis medianya kosong
tanpa keterangan. Padahal judul dan alat atau media karya bisa membantu
pengujung untuk memahami sebuah karya untuk mengapresiasinya lebih dalam.