Pameran The Barkomuns, Content on Delivery (COD)
Kegelisahan Dua Seniman Mural, Paul dan Ruben
Apa jadinya jika kegelisahan seniman urban yang biasa berkutat dengan pekerjaan membuat mural, kemudian membuat pameran karya lukisannya? Paul dan Ruben, dua pelukis mural yang membentuk kelompok kerja The Barkomuns, menggelar pameran perdana duet dari karya-karya mereka.
Dengan judul pameran Content on Delivery (COD), mereka menggelar pameran di MBloc, Jakarta Selatan mulai 9 – 15 Januari 2023. Pameran ini menggelar 17 karya dengan mengambil tema fantasi urban, menyajikan karya-karya dengan simbol-simbol kartun dan sosok badut berlatar belakang suasana urban dengan fantasi liar kedua pelukis. Sekilas karya-karya mereka hanya mengambarkan fantasi unik dengan warna-warna cerah, namun jika diperhatikan secara mendalam, banyak mengandung makna-makna kritik sosial dengan kehidupan keseharian di perkotaan.
Sang Kurator, Rotua Magdalena Pardede, menjelaskan bahwa selama ini kita sebagai manusia dimanjakan dengan berbagai asupan yang hanya dilihat dari sisi permukaan saja namun kurang menyadari soal isi.
Istilah COS (Cash on Delivery) yang sudah akrab dengan kehidupan orang kota sehari-hari, kemudian diplesetkan menjadi Content on Delivery yang diartikan sebagai ‘makna yang disampaikan’, yang diwakili oleh karya-karya Paul dan Ruben. Keduanya dipertemukan dalam lingkungan kampus Institut Kesenian Jakarta, kemudian dipadukan oleh banyak proyek mural, baik itu di perumahan, kafe dan masih banyak lagi.
Rotua Magdalena menjelaskan bahwa Ruben tertarik dengan dua sisi kehidupan, positif – negatif, naik turun dan sebagainya. “Ruben bercerita tentang realitas, tinggal kita bagaimana memaknai dan memilihya,“ Katanya.
Sedangkan Paul hidup sehari-hari mengendarai motor, pergi bekerja membuat mural, kehidupan di jalanan terkumpul dalam kepalanya.
“Bagi Paul semua itu dinamis dan hidup. Seperti ada gambar kulkas dan botol yang bergerak dalam karyanya, “ ujar Rotua.
Kadang dalam karya lukisan dengan isi yang mendalam menggunakan warna-warna yang dramatis, namun tidak dengan karya Paul dan Ruben. “Warna-warna mereka cerah sehingga mudah menangkap perhatian penikmat seni ”, kata Rotua menambahkan.
Memang saat terbiasa menggambar mural, adalah sesuatu yang mudah, mengembangkan ide dan konsep dari klien, namun di saat menuangkan ide di dalam kepala ke dalam kanvas justru lebih rumit. “Kita harus merenung dulu sebelum menuangkan gambar di kanvas, bagaimana pesan yang ingin disampaikan sampai ke khalayak,“ ujar Paul. “ Saya ingin menyampaikan agar kita semangat dalam menjalani hidup, yakinlah segala sesuatu bisa kita jalani, “ tambahnya.
Lain halnya dengan Ruben. Fantasi yang disampaikan di karya-karyanya banyak mengambil sosok badut. Badut baginya adalah sisi fake atau kepalsuan yang sering kita pakai dalam keseharian kita, “kita kadang harus menjadi orang lain saat berhadapan dengan lingkungan sekitar, saat kita mendekati seseorang ataupun dalam pekerjaan dan bisnis. Tiap orang mempunyai sisi badutnya masing-masing,“ kata Ruben menjelaskan karyanya yang berjudul Ular Tangga dan Fake.
Pameran COD dibuka setiap hari pukul 10.00 – 20.00. Selain pameran, juga ada banyak acara, mulai dari artist talk, live mural, podcast ngobrols, dan gambar model. Pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis.
Sumber Foto: Ferry Irawan