Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Pameran Tunggal Bunga Yuridespita, The Common Sanctum

Pameran Tunggal Bunga Yuridespita, The Common Sanctum

Menyusuri Semesta Imajinasi Ruang

Jika seorang berpendidikan arsitek kemudian memiih menjadi seniman rupa, maka akan menghasilkan karya yang saling berkaitan antara kedua bidang tersebut. Seperti terlihat pada Pameran Tunggal Bunga Yuridespita, The Common Sanctum yang tengah berlangsung di Galeri Salihara, mulai 7 Maret – 3 April 2024.

Pameran yang terselenggara atas kerja sama antara Can’s Gallery dan Galeri Salihara, menyajikan 50 karya terbaru dari pameran tunggal kedua seniwati lulusan arsitektur Universitas Pelita Harapan tahun 2013 ini.

Setelah bekerja sebagai arsitek dan mengambil gelar master seni-nya di Fakultas Seni Rupa ITB pada tahun 2017, Bunga mulai melakukan banyak pameran baik secara tunggal maupun berkolaborasi atau berpameran bersama dengan seniman yang lain.

Di Galeri Salihara ini, Bunga seperti menjajah ruang pameran dengan karyanya, terutama karya mural (Cosmic Dreamscape) yang mengambil setengah dari ruang pameran dari lantai hingga ke tembok. Menghasikan karya ilusi imajinatif akan sebuah ruang yang abstrak.

Memang dalam pameran ini pengunjung diajak menyusuri semesta imajinasi ruang Bunga Yusdespita. Melalui karya lukisan, mural, patung dan instalasinya berupa video art. “Manusia dan ruang saling berdialog, saya terpesona dengan pikiran bawah sadar manusia yang melampaui realitas, yang kemudian mewujudkan makna baru mewakili pengalaman masing-masing, “ ujarnya.

Cara Bunga melukiskan bentuk serta efek ruang dilakukan dengan cermat, dengan memanfaatkan kekuatan garis-garis geometris serta pertemuan antar bentuk yang bersifat presisi, bahkan akurat. Kesan bentuk yang presisi mampu dirasakan sebagai kesunyian atau berkesan senyap karena Bunga mempertimbangkan peran penting keberadaan ‘ruang negatif’ (negative space) berupa bidang-bidang kosong dalam komposisi bidang lukisannya.

Proyek Common Sanctum Bunga adalah upaya untuk menghidupkan kembali sensasi [pengalaman] ruang. Proyek ini bukan saja soal menciptakan ilusi ruang dalam, sekaligus proyek arsitektural Galeri Salihara (Jakarta). Yang terpenting justru menyiapkan (rasa) sensasi dimensi ruang yang diharapkan mampu menghidupkan pengalaman imajinasi dan kesadaran pengunjung. Terutama di lingkungan urban, di kota besar seperti Jakarta.

Rizki A. Zaelani, sang kurator menjelaskan bahwa lukisan-lukisan yang dikerjakan oleh Bunga adalah karya seni rupa abstrak, tak menunjukkan gambaran bentuk yang bercerita, tidak juga menggambarkan simbol-simbol yang umumnya dimanfaatkan untuk ‘menjelaskan’ berbagai kisah milik sang pencipta. “Ekspresi pada lukisan-lukisan Bunga memang tak bermaksud menjelaskan sesuatu hal (masalah) melainkan justru merupakan wujud intensitas cara untuk menunjukkan (showing) secara visual. Apa yang Bunga tunjukkan dalam lukisannya adalah imajinasinya tentang ruang meski nampak dalam sifatnya yang ilusif,“ katanya.

Pameran ini tidak hanya menampilkan karya-karya dalam ruang pamer Galeri Salihara, tetapi juga termasuk mural di tembok-tembok luar Salihara. Sesuatu yang menarik bagi pengunjung untuk ngabuburit di Bulan Ramadan sambil melihat-lihat karya seni dari Bunga Yuridespita.

Sumber Foto: Ferry Irawan

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.