Perkumpulan Anak Luar Nikah
Martha adalah salah satu dari banyaknya WNI yang merantau ke Singapura untuk melanjutkan studi kemudian tingggal menetap di sana. Masa kecilnya di Indonesia tidak mudah. Banyak perjuangan yang ia dan keluarganya lakukan untuk bisa menjalani hidup dengan tenang sebagai warga negara keturunan Tionghoa. Ironis memang, lahir dan tinggal di Indonesia sebagai warga negara tak lantas membuat Martha dan keluarganya memperoleh sepenuhnya hak-hak sipil dengan mudah. Salah satunya adalah hak untuk memiliki dokumen kependudukan. Ayahnya butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan status WNI melalui SKBRI. Ayah Martha berstatus WNA, padahal ayahnya lahir di Indonesia dan tak pernah sekalipun berpergian ke luar negeri. Hal itu berbuntut pada sebuah masalah besar yang kelak dihadapi Martha bertahun-tahun kemudian.
Wacana tentang mayoritas-minoritas di negara ini masih terus bergulir. Diskriminasi dan dominasi selalu mewarnai pergerakan wacana tersebut. Melalui novel Perkumpulan Anak Luar Nikah, Grace Tioso memberikan perspektif menarik tentang sisi kehidupan orang-orang keturunan Tionghoa-Indonesia serta sejarah yang meyelimutinya. Ketika muncul kata ‘anak luar nikah’ mungkin pikiran akan langsung tertuju pada hasil kecerobohan para pasangan remaja, pelanggaran norma sosial maupun aib keluarga. Namun, label ‘Anak Luar Nikah’ dalam novel ini sama sekali tak berkaitan dengan itu semua. Ia justru merupakan salah satu akibat dari diskriminasi yang secara sistemik dilakukan oleh pemerintah Indonesia bertahun-tahun silam, yang mungkin selama ini kita terima begitu saja, karena sebagian dari kita tak mengalaminya. Ada sebuah perjuangan atas hak dasar dalam kisah ini. Ada pula sisi kehidupan yang mungkin tak diketahui banyak orang.
Dalam novel ini diceritakan bahwa Martha memiliki dua orang sahabat yang juga mendapat status sebagai anak luar nikah, yaitu Linda dan Fanny. Melalui ketiga tokoh itu, pembaca dapat melihat sudut pandang yang berbeda tentang bagaimana WNI keturunan Tionghoa memaknai Indonesia. Begitupun juga melalui tokoh Ronny yang merupakan suami Martha. Ia punya kisah tersendiri yang membuatnya berpendirian kuat untuk tak kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi di Singapura dan Amerika Serikat. Novel ini menceritakan tentang kesulitan-kesulitan secara ekonomi, hukum, maupun sosial yang dialami oleh tokoh-tokoh itu selama hidup di Indonesia, di mana hal itu relevan dengan sejarah yang sebenarnya terjadi dalam negara ini.
Novel ini merupakan fiksi dengan unsur sejarah yang sangat menarik untuk dibaca. Perspektif yang diberikan penulis mengenai secuil kehidupan masyarakat keturunan Tionghoa-Indonesia memberikan refleksi mendalam tentang kebangsaan. Selain itu juga memantik kembali pertanyaan tentang keindonesiaan dalam diri kita masing-masing. Kisah Martha bersama para tokoh lainnya menunjukkan bahwa identitas seseorang itu tidaklah kaku. Seseorang bisa menjadi Indonesia tanpa melepas darah keturunan Tionghoa maupun darah-darah lainnya. Begitu juga sebaliknya.
Penulis novel, Grace Tioso sendiri adalah seorang keturunan Tionghoa-Indonesia. Melalui novelnya ini, ia juga mematahkan stereotip-stereotip tentang kelompok masyarakat keturunan Tionghoa-Indonesia yang selama ini dilekatkan pada mereka. Melalui tokoh-tokoh yang ada di sekitar Martha, ada ragam profesi, kelas, dan kelompok sosial yang majemuk di dalam masyarakat keturunan Tionghoa itu sendiri. Ada kelompok yang disebut totok dan holland spreken. Selain itu di kelas sosial ekonomi pun beragam. Masyarakat keturunan Tionghoa-Indonesia ada yang hidup kaya-raya maupun biasa-biasa saja bahkan harus berusaha keras untuk bisa sekolah. Selain itu mereka yang selalu dianggap berpenghasilan dari berdagang juga tak selalu benar. Ada sebagian dari mereka yang lebih nyaman bekerja sebagai karyawan, dosen, bahkan wartawan. Kemajemukan dalam kelompok masyarakat keturunan Tionghoa-Indonesia yang diceritakan dalam novel ini memberikan warna sekaligus sebagai kontra wacana terhadap wacana dominan mengenai kelompok tersebut.
Secara umum Novel ini memberikan suasana yang menyenangkan saat dibaca. Gaya bahasa yang ringan khas novel metro pop berpadu dengan unsur cerita yang berbobot, mengulik penggalan sejarah penting, serta menjadi wadah diskursus mengenai identitas, politik, dan nasionalisme. Perkumpulan Anak Luar Nikah merupakan salah satu novel fiksi yang dapat memberikan kesan baik sekaligus rasa empati untuk benar-benar memahami kehidupan di luar diri kita.
Penulis: Grace Tioso
Penerbit: Noura Publishing
Tahun terbit: 2023
Jumlah halaman: 396 halaman