Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Pinot, Seniman Piksel Yang Berbasis di New York, AS, Luncurkan Buku Kumpulan Karyanya Ditengah-tengah Pemulihannya Paska Stroke

Pinot, Seniman Piksel Yang Berbasis di New York, AS, Luncurkan Buku Kumpulan Karyanya Ditengah-tengah Pemulihannya Paska Stroke

“Saya lebih senang disebut sebagai hybrid artist”

Sebuah buku kumpulan karya seniman grafis asal Indonesia, Pinot, telah diluncurkan di Dover Street Market di Kota New York, Amerika Serikat pada 14 September 2024. Seniman piksel dengan nama asli Wahyu Ichwandardi berprofesi sebagai desainer grafis dan bekerja di AS mulai tahun 2017, setelah sebelumnya bekerja di RCTI pada tahun 1994 dan di sebuah stasiun TV swasta di Kuwait pada tahun 2007.

Yang memotivasi IDEA, penerbit asal London Inggris, untuk menerbitkan buku ini adalah bakat sang seniman. Pinot memiliki begitu banyak bakat. Ia tidak hanya bisa menggambar tetapi juga melukis, serta membuat animasi di ponsel Nokia, PalmPilot, ZX Spectrum, Apple Mac klasik, gim konsol Nintendo, serta apa pun, yang pada dasarnya dapat diprogram, dengan sangat tekun. Pengerjaannya memakan waktu berhari-hari dan berminggu-minggu dan hasilnya sangat menarik. Sederhana namun keren.

Publikasi karyanya dimulai tahun 2018-2019 saat karya piksel animasi dari lagu This is America milik Childish Gambino menjadi viral dan kemudian digunakan FatBoy Slim untuk rangkaian turnya. Saat itu, ada beberapa karya lain juga yang viral, yaitu pembuatan ulang cuplikan film Star Wars, serta kolaborasi Pinot dengan serial Stranger Things dan Mr. Robot. Tahun 2020, seniman lulusan ITB ini juga sempat mengerjakan video lirik milik Twenty One Pilots. Di tahun yang sama, Pinot mulai menjual karya pikselnya yang dicetak dengan mesin cetak dotmatrix, seperti The Empire State Building, Flatiron dan Times Square.

Namun pada tahun 24 Juni 2022, putra dari komikus Dwi Koen ini mendapatkan serangan stroke. Pinot menderita stroke hemoragik pontin, koma selama dua minggu dengan persentase yang sangat rendah untuk bertahan hidup atau menjalani kehidupan normal. Namun dengan semangat pantang menyerah, melalui berbagai rehabilitasi dan terapi, perlahan kehidupannya kembali.

Karya-karya pixel art-nya dimulai sejak ia tinggal di New York. “Sebenarnya dari dulu saya punya ketertarikan terhadap komputer, yang kemudian terwujud saat saya sekeluarga tinggal di New York City. Di AS, selain mudah mencari perangkat komputer lama, komunitas penggemarnya pun banyak, jadi tidak sulit mencari komputer lama berikut software-nya. Dari sinilah saya mulai bereksperimen menggambar dengan komputer dan gawai tua, “ ujarnya.

“Selama ini saya lebih banyak berkecimpung di dunia desain grafis, animasi dan ilustrasi. Pekerjaan saya animator, ilustrator dan kreator konten. Tapi saya lebih senang disebut sebagai hybrid artist, karena saya senang memadukan teknologi atau teknik tradisional dan lawas dengan teknologi -teknik modern atau digital, “ tambahnya.

Dalam proses pengerjaan karyanya, ayah dari Arwen, Leia dan Neo ini menggunakan komputer tua berikut software lamanya, di mana ukuran pikselnya masih besar, warnanya masih terbatas dan resolusinya masih kecil. Prosesnya secara umum seperti halnya kita menggambar di komputer masa kini, menggunakan software dan aplikasi gambar juga. Gambar piksel ini dibuat dengan menempatkan satu demi satu piksel hingga membentuk imaji atau obyek tertentu, mirip kegiatan membuat kristik (jenis kerajinan sulam) dengan benang. “Saya mengistilahkannya pixel knitting,” katanya.

Paska stroke-nya, seniman lulusan ITB ini terus berkarya, hingga di tahun 2023, Pinot menjadi highlight artist di Jakarta Illustration and Creative Art Fair (JICAF) dan menjual beberapa karya seni pikselnya di sana. JICAF bersama dengan Senayan City memberikannya penghargaan Iconic Creator Award 2024 kepada Pinot. Iconic Creator Award 2024 merupakan bagian dari rangkaian acara Glorify Indonesia, sebuah perayaan tahunan yang digelar oleh Senayan City untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. Acara ini berlangsung dari tanggal 21 Agustus hingga 1 September 2024.

Buku Pinot sebetulnya telah ditawarkan oleh sang penerbit, IDEA, sejak tahun 2019, namun baru terealisasi pada tahun 2023. “Dalam masa pemulihan stroke saya, mereka menghubungi istri saya, Dita, dan menawarkan untuk membuat buku seni Pinot. Proses pengumpulan karya-karya seni yang saya buat sejak tahun 2013 dan penyusunannya memakan waktu kurang lebih satu tahun, dengan dibantu oleh istri saya Dita dan adik ipar saya, Dini, serta anak-anak saya, yang bekerja sama dengan desainer buku dari penerbit. Buku ini juga memuat satu karya seni piksel saya yang saya buat setelah terserang stroke,“ cerita Pinot.

Kini ia tetap berkarya sambil melakukan usaha pemulihan fisiknya paska stroke. “Sekarang lebih memakan waktu karena, badan sebelah kanan saya lumpuh dan saya harus belajar menggunakan tangan kiri saya, yang mana bukan tangan dominan. Penglihatan saya juga jadi tidak sempurna karena apa yang saya lihat semua bergoyang. Saya masih punya mimpi yang belum terwujud, yaitu membuat pameran tunggal,“ ucapnya mengakhiri wawancara dengan Kultural Indonesia.

Foto: Dok. Pinot

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.