Visi
Menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan berita dan informasi seni, sastra, dan budaya Indonesia secara digital.

Misi
MENYATUKAN informasi karya dan kegiatan dari para pelaku seni, sastra, dan budaya untuk dapat diakses secara digital dengan mudah, Baca Selengkapnya...

Pameran Kolase Cutting Cyclus, Hasil Interpretasi Para Pelukis Terhadap Sejumlah Karya Sastra

Pameran Kolase Cutting Cyclus, Hasil Interpretasi Para Pelukis Terhadap Sejumlah Karya Sastra

Sekelompok pelukis mencoba mengintepretasikan sejumlah karya sastra, kemudian menumpahkan hasil pemikirannya dalam sejumlah karya seni kolase.Hal inilah yang ditampilkan dalam Pameran Kolase Cutting Cyclus karya kolektif seni Milisifilem yang merupakan bagian dari Forum Lenteng.

Pameran yang berlangsung sejak 28 November 2022 hingga 28 Januari 2023 di Galeri Cemara Jakarta ini, merupakan bagian dari kegiatan perayaan 89 Tahun budayawan almarhum Toeti Heraty, sekaligus merayakan 26 tahun Galeri Cemara dan Museum Toeti Heraty.

Kolase sendiri adalah karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan komposisi artistik yang terbuat dari berbagai macam bahan seperti logam, kayu, kertas, dan lainnya, yang kemudian ditempelkan di berbagai medium permukaan bidang gambar (Sumber : Gramedia Blog).

Pameran ini menampilkan 70 karya kolase, baik dalam bentuk bingkai besar dan kecil, bidang tembok hingga video kolase. Dengan Hafiz Rancajale sebagai kurator dan Adi Osman sebagai ko-kurator, Pameran ini melibatkan sejumlah seniman yaitu Adi Osman, Anisa Nabilla Khairo, Mardi Al Anhar, Panji Anggira, Syarifa Amira Satrio Putri dan Wahyu Budiman Dasta.

Hafis Rancajale menjelaskan bahwa pameran Cutting Cyclus mencoba menyelami pengalaman ‘teks’ melalui karya-karya sastra yang dianggap penting oleh partisipan pameran, baik itu puisi maupun prosa, baik itu cerpen maupun novel. Karya-karya sastra itu merupakan hasil karya dari Toeti Heraty, Sitor Situmorang, Achdiat Karta Mihardja, Franz Kafka dan Yukio Mishima.

“Karya-karya tersebut dibaca dan diinterpretasi ulang menjadi kepingan ide dan ingatan visual yang dimiliki oleh masing-masing partisipan, melalui temuan-temuan dari berbagai materi cetakan. Merekonstruksi, dekontruksi dan menyusun kembali dalam komposisi dari kepingan yang terpecah-pecah, yang pada akhirnya menemukan permainan ide visualnya sendiri, “ kata Hafis.

Dalam acara diskusi pameran bincang-bincang pameran ini, Sabtu 14 Januari 2023 di Galeri Cemara, Sastrawan Linda Christanty mencoba menafsir hubungan karya kolase yang dipamerkan dengan karya-karya sastra yang dibaca oleh para pelukis partisipan pameran ini.

Linda mengagumi karya kolase dari Panji Anggira, Hasan pada Malam Hari yang mendapatkan idenya dari novel Atheis karya Achdiat Karta Mihardja. “Kepingan bahan digabung cukup rapi, sedangkan wana hitam dan gradasinya membuat lukisan ini sempurna mencapai wujud tiga dimensi. Suasana murung kesendirian dan Bahasa yang mengintai atau sesuatu yang mengancam, begitu kuat dalam karya kolase ini,” kata Linda.

Begitu juga pada kolase karya Mardi Al Anhar yang terinspirasi oleh puisi Siklus karya Toeti Heraty. “Warna-warna cerah, merah dan kuning, pada lukisan Mardi mengekspresikan penolakan Aku terhadap getir, sedangkan kegetiran terus ada hingga bait akhir, seperti warna hitam di sela-sela warna cerah, “ ujar Linda.

Dalam diskusi yang juga menghadirkan Hafis Rancajale sebagai pembicara dan dimoderatori oleh Ronny Agustinus menghasilkan kesimpulan yang menarik, dimana para pelukis seniman kolase bebas dan sah-sah saja dalam menginterpretasikan karya sastra yang kemudian menghasilkan ide baru yang tampak seperti tidak berhubungan dalam cerita dari karya sastra yang telah dibacanya.

Seperti karya Kolase milik Syarifa Amira Satrioputri, yang terinspirasi dari karya puisi milik Sitor Situmorang, Kristus di Medan Perang, Syarifa menampilkan 10 sosok dari kepingan kertas majalah. Apakah itu sosok Kristus yang ditangkap oleh Syarifa? Apalagi dalam puisinya, Sitor mengambarkan tokoh Kristus sebagai jendral perang. Hasil kolase tersebut bebas ditangkap menjadi apa saja, baik oleh senimannya ataupun para pengunjung pameran ini.

Sumber Foto: Ferry Irawan

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.