Pameran Retrospektif God Bless 50 Tahun
Sebuah Pameran Estetika Band Rock Legendaris Indonesia
Sebuah pameran di galeri ternama seperti Galeri Nasional, ternyata tidak melulu menghadirkan rangkaian karya seni rupa, instalasi, patung ataupun kriya yang berkualitas tinggi tetapi juga pernak-pernik sebuah grup musik rock bisa juga menjadi barang-barang yang layak dipamerkan.
Pameran Retrospektif God Bless 50 Tahun menjadi contoh sebuah pameran estetika dari sebuah band rock Indonesia yang layak dihadirkan di galeri terkemuka. Sebanyak 86 buah koleksi yang ditampilkan mewakili perjalanan band rock yang berdiri dan berkarya sejak tahun 1973 hingga sekarang.
Mulai dari instrument musik, fashion, arsip kliping dari majalah dan koran, berbagai penghargaan, foto-foto, album dari mulai kaset, compact disc hingga vinyl atau piringan hitam, juga ditampilkan.
Ada pula ruang bermusik, pertama ruang simulasi rekaman, yang menyajikan ruang rekaman virtual, seakan pengunjung melihat personal God Bless sedang melakukan rekaman di sebuah studio. Kedua adalah ruang berkaraoke, di mana pengunjung dapat bernyanyi lagu-lagu hits God Bless dan membayar uang masuk sebesar Rp 10.000,00 per orang.
Tak hanya itu, ada 2 karya seniman kontemporer yang menghadirkan karya instalasi, yaitu pertama karya M. Akbar dengan Memorabilia, membuat 5 channel digital video berukuran 2×3 meter yang masing-masing menyajikan profil masing-masing personil band God Bless saat ini. Kedua adalah What They Say karya Eldwin Pradipta, merupakan rangkaian instalasi 4 channel video projection, yang berisi video rekaman tokoh–tokoh musik Indonesia yang berkomentar tentang Band God Bless yang kemudian tampilannya berubah-ubah gaya, mulai dari analog, retro, kontemporer, digital dan futuristik.
Sang kurator, Sir Dandy Harrington, menjelaskan bahwa semua aset God Bless adalah barang-barang yang sehari-hari masyarakat temui, jadi relatif lebih mudah untuk menyampaikan pesannya kepada pengunjung, tinggal diberikan narasi yang mudah dan jelas.
Tim Kurator membagi ruang pameran menjadi beberapa area. Mulai dari awal pintu masuk, masuk ke dalam area Story & Journey, berisi tulisan pengantar pameran, bagan family tree, berisi silsilah asal band dari semua personil God Bless, Diskography urutan album God Bless, Wall of Fame, Penghargaan dan pencapaian selama 50 tahun.
Kemudian disamping ada ruang Rock Star berisi koleksi wardrobe atau pakaian para personil saat manggung yang didesain oleh tim God Bless sendiri.
Lalu ketengah pameran ada area Live and Life, satu set peralatan dan perlengkapan manggung band, mulai dari instrument musik, speaker, peti, kertas-kertas bertuliskan aturan dan kebutuhan band saat manggung, memorabilia dan Rig Story berisi instrument musik bersejarah God Bless, mulai dari gitar, bass, keyboard, drum dan syntheziser, serta ruang dibalik dapur rekaman.
Terakhir di belakang ada area Tribute to God Bless, terdiri dari kumpulan kliping berita tentang God Bless dari potongan koran dan majalah sejak tahun 1973 hingga 2023, ruang karaoke Be a Rock Star dan perangkat gawai untuk menuliskan testimonial pengunjung.
“God Bless dianggap perlu dan layak dipamerkan di galeri berskala nasional sebagai apresiasi atas 50 tahun berkarya, satu-satunya band rock yang aktif berkarya di indonesia hingga saat ini,“ kata Sir Dandy Harington.
Pameran berlangsung di Galeri Nasional Gedung A mulai tanggal 17 Februari–1 Maret 2024 dan diadakan juga kegiatan Festival Retrospektif God Bless 50 Tahun, berupa rangkaian penampilan band-band rock nasional termasuk God Bless sendiri mulai tanggal 24 Februari–1 Maret 2024.
Sumber Foto: Ferry Irawan