Huriah Adam, Menari, Mendidik, Melegenda

Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei, jatuh tidak jauh di pekan yang sama dengan Hari Tari Sedunia, yakni 29 April yang lalu. Dari irisan dunia tari dan dunia pendidikan ini, Kultural.id menghadirkan seniman tari dan pertunjukan yang juga pendidik sebagai bentuk penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah memajukan dunia seni dan dunia pendidikan di tanah air.
Salah satu tokoh pendidik yang juga adalah seorang seniman besar dalam dunia tari Indonesia adalah Huriah Adam (lahir di Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, 6 Oktober 1936). Namanya telah begitu lekat dan menjadi legenda terutama dalam dunia tari tradisi Minangkabau. Hal ini tidak lepas dari perannya sebagai seorang maestro yang telah banyak mengambil andil dalam menciptakan dan menggelar pertunjukan-pertunjukan tari pada masa perang gerilya dan ketika republik ini masih berusia cukup muda.
Misalnya seperti yang terjadi pada tahun 1958, ketika Sumatera Barat sedang bergejolak akibat adanya ultimatum Dewan Perjuangan yang dikeluarkan oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein di Padang. Ultimatum ini kemudian berbuntut menjadi pertikaian bersenjata yang kelak dikenal sebagai kejadian pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).
Pada 8 Mei 1958, hanya berselang beberapa hari setelah Angkatan Perang Republik Indonesia berhasil merebut kembali Kota Padang, Padang Panjang dan Bukittinggi dari pendudukan pemberontak, Huriah Adam bersama rombongannya menggelar pertunjukan tari di Kota Bukittinggi.
Pertunjukan perdana ini kemudian berlanjut menjadi rangkaian pertunjukan yang dibawakan oleh rombongan Huriah tanpa kenal gentar ke desa-desa di daerah pelosok Sumatera Barat. Rangkaian pertunjukan tersebut tidak hanya membawa misi seni dan budaya tetapi lebih dari itu, Huriah bersama rombongannya mengemban misi perdamaian ke daerah-daerah pelosok Sumatera Barat yang sempat bersitegang dengan tentara republik.
Berakar Pada Tradisi
Dalam perjalanan kariernya sebagai seniman tari, Huriah Adam telah melahirkan banyak karya yang berpadu erat dengan tradisi Minangkabau. Tidak mengherankan, karena Huriah telah mendapatkan pelajaran tari tradisi dan pencak silat sedari kecil ketika masih duduk di bangku Sekolah Rakjat.
Bekal ini kemudian semakin dikembangkannya manakala bergabung dengan lembaga Gedung Kebudayaan Sumatra pimpinan Angku Muhammad Sjafei, pendiri Indonesisch-Nederlandsche School (INS) Kayutanam, sekolah berhaluan kebangsaan serupa Taman Siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara. Di tempat ini, Huriah tidak hanya mendalami seni tari, ia juga belajar musik, melukis, dan memahat. Selain itu, Huriah juga sempat mendulang ilmu di Pusat Kebudayaan di Padang Panjang, dan Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.
Karya-karya hasil kreasi Huriah Adam merupakan perpaduan yang memikat antara nilai-nilai tradisi dan gaya kreasi kontemporer. Dalam dinamika gerakan-gerakan tarian ciptaannya, Huriah selalu berusaha menyampaikan narasi yang mudah dicerna. Karya demi karya diciptakan Huriah sejak ia masih belia. Setahap demi setahap karya-karya tersebut disempurnakannya sembari menggali ilmu pada begitu banyak guru tari, termasuk pada Sardono W Kusumo.
Selain sebagai seniman, Huriah Adam juga seorang pendidik. Pada awal tahun 1971, Huriah tercatat sebagai dosen Jurusan Tari di Akademi Teater Tari, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ). Selain itu, Huriah juga membagi ilmu sebagai dosen tari Minang di Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Padang Panjang. Sebagai seorang pendidik, Huriah bersiteguh memegang pandangan kebangsaan, yang melihat perbedaan-perbedaan dalam khasanah kebudayaan tanah air sebagai alat pemersatu. Pandangan ini pula yang ditampilkan dalam karya-karyanya yang memadukan elemen-elemen tradisi dengan semangat persatuan dan kemanusiaan, seperti dalam Tari Pembebasan, Tari Payung, Tari Pahlawan dan banyak karyanya yang lain.
Huriah Adam wafat pada 10 Nopember 1971, ia hilang dalam kecelakaan pesawat yang ditumpanginya di Laut Pantai Barat Sumatra. Tubuhnya tidak pernah ditemukan. Namun, sosok Huriah Adam sebagai seorang pembaharu, visioner yang teguh berakar pada tradisi akan abadi dalam kenangan zaman.
Sumber-sumber:
https://www.validnews.id/Huriah-Adam–Seniman-Peramu-Gerak-Silat-dan-Tari-BDL
https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/koreografer-tari-legendaris-2/
https://www.pojokseni.com/2017/11/kisah-hilangnya-huriah-adam-seniman.html
https://www.pasbana.com/2016/11/mengenal-lebih-dekat-koreografer.html
http://rumahsenifkunand.blogspot.com/2015/07/biografi-seniman-tari-huriah-adam.html