Kisah Penggembaraan Dua Saudari
Karavansara menceritakan tentang perjalanan dua perempuan kakak beradik dari Shiraz, Shirin dan Surin yang masing-masing berusia 16 tahun dan 14 tahun. Perjalanan kedua yatim piatu itu dimulai ketika mereka bertemu dengan Tuan Babak, seorang saudagar kaya dan seorang pengikut setianya, Shahzad. Tuan Babak mengajak Shirin dan Surin melancong bersamanya untuk berdagang. Ajakan Tuan Babak sangat menguntungkan bagi mereka, sebab Tuan Babak berjanji untuk mengurus dan memenuhi kebutuhan mereka dengan baik. Perjalanan dari kota satu ke kota lainnya memberikan pengalaman dan pelajaran bagi Shirin dan Surin. Perjalanan yang awalnya tampak menguntungkan bagi kedua yatim piatu pada akhirnya membuat mereka berhadapan dengan sebuah tragedi.
Kisah Shirin dan Surin bersama Tuan Babak merupakan kisah perjalanan yang penuh makna. Novel ini membuka ruang imajinasi pembaca akan suasana tempat-tempat di Timur Tengah. Penggambaran latar tempat dalam novel ini dituliskan dengan menarik. Penulis memberikan gambaran yang cukup detail mengenai gaya arsitektur bangunan, interior beserta lanskapnya. Misalnya saat rombongan Tuan Babak tiba di toko dan lokakarya milik Tuan Babak yang berada di Isfahan:
“[…] kami pun melangkah menembus gerbang melengkung yang penuh dengan ukiran-ukiran […] kemudian tiba di sebuah taman besar di mana pohon-pohon ceri, ara dan delima berbaris rapi […] Kami pun melangkah mendekati kolam air mancur di tengah taman […] Aku dan Shirin masuk ke salah satu pintu di sekeliling taman, melewati satu ruangan segi delapan yang penuh mozaik berwarna biru dan kuning, beberapa ruangan kecil dengan marmer dan mozaik yang lebih sederhana […]” (hal.7-8)
Selain penulisan latar tempatnya yang menarik, beberapa halaman dalam novel ini diberikan ilustrasi yang menguatkan suasana cerita yang telah dibangun penulis. Novel ini tidak memuat banyak tokoh. Namum penokohannya kuat. Kisah dalam novel ini diceritakan melalui sudut pandang Surin sebagai Aku. Penokohan Surin dibangun dengan baik melalui kisah-kisahnya. Surin sebagai anak bungsu memiliki karakter yang lebih bisa mengalah dan menerima keadaan. Sebaliknya Shirin yang sulung dalam beberapa situasi tampak lebih optimis dan berani tapi di lain waktu ia menjadi seseorang yang mudah berubah pendiriannya. Meskipun demikian keduanya diceritakan saling melengkapi. Penokohan Tuan Babak sendiri juga dibangun dengan baik. Ia adalah saudagar kaya yang juga menyimpan rahasia. Kebaikan Tuan Babak terhadap Shirin dan Surin hanya menunjukkan satu sisi kepribadiannya. Di lain sisi Tuan Babak dapat dikatan tak sebaik itu.
Selain penokohan yang menarik, novel ini mengangkat isu keagamaan serta budaya. Konflik yang dibangun dalam novel ini juga cukup menarik. Konflik antartokoh barulah memuncak pada akhir cerita. Karavansara sendiri bukan sebuah kisah yang berbelit-belit. Novel ini bisa dinikmati dari awal hingga akhir kisahnya. Kelugasan cerita dalam novel ini justru membuat rasa penasaran akan akhir kisah ini. Novel yang tebalnya tak lebih dari 50 halaman ini dapat menjadi salah satu pilihan saat pembaca menginginkan cerita yang mengalir dengan akhir yang tak terduga.
Penulis: Rio Johan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2022
Jumlah halaman: 46 halaman